0
[Catatan Harian] Tiba-Tiba
SONG OF THE DAY
Hadad Alwi feat Farhan - Ibu [ download ]
![]() |
tempat ibuku dirawat sumber : di sini |
Akhirnya
aku kembali membuat postingan baru. Seminggu ini aku benar-benar tidak sempat
mengunjungi blogku sendiri. Benar-benar mengabaikan blogku. Afwan. Beberapa hal
tiba-tiba terjadi dalam kehidupanku yang memang sudah padat aktivitas. Dimulai
dari kabar dari Serang Jum’at lalu. Ayah memberi kabar bahwa ibu harus dirawat
karena sakitnya semakin menjadi semenjak senin. Aku yang kala itu berada di
perpustakaan Goethe di jalan Riau tak mampu membendung tangis. Sore itu cukup
ramai dan aku menjadi pusat perhatian karena suara sesenggukan yang berasal
dari tangis terpendam. Padahal saat itu aku sedang asyik mengerjakan skripsi.
Terbayang
dalam benak, kemarin lalu aku pernah berkeluh kesah dengan ibu agar jangan
terus-menerus mempertanyakan skripsi. Nadaku agak meninggi saat ibu menelpon.
Aku terbayang itu dan belum sempat meminta maaf atas kekurangajaranku. Aku
benar-benar takut.
Tanpa
berpikir apapun, aku sudahi aktivitas ini dan segera pulang ke Jatinangor. Uang seadanya setidaknya cukup untukku mengambil
transportasi travel demi cepat sampai ke Jatinangor. Tapi nyatanya, Bandung
sore itu tidak bersahabat. Macet disegala penjuru, hingga tetap saja aku
membutuhkan waktu yang cukup lama. Hari itu aku
benar-benar tak ada tenaga dan tak bisa berpikir apa-apa. Tapi ini masih belum
berakhir.
Masih
ada perjalanan panjang hingga aku sampai di Serang. Sampai di rumah sakit nanti. Ba’da maghrib,
tepat aku keluar dari kostan. Segera kuberitahu orang-orang yang memang harus
tahu akan kepulanganku ke Serang dan alasannya. Tak lupa juga aku meminta do’a mereka
atas kesembuhan ibuku.
Perjalanan
malam ini sungguh memakan waktu lama. Setelah di Leuwi Panjang aku masih harus
menunggu hingga jam 09.00 sampai busku bergerak. Perjalanan yang biasanya lancar, di beberapa titik tol entah
mengapa menjadi macet. Mungkin si Komo lewat berbondong-bondong dengan klannya.
Sampai
aku menginjak tol Serang Timur, jam telah menunjukkan angka 02.30. tapi bukan
di sini tempat pemberhentianku. Busku
kembali lagi masuk tol hingga sampai di pintu tol Cilegon Timur. Huff. Masih ada rasa sabar dalam hati walau gesture tubuh tak berkata demikian.
Mataku sudah tak lagi mengantuk semenjak bus kami melewati Jakarta tadi.
Dan aku
masih terjaga saat melihat pemandangan kota malam Cilegon. Kuamati seksama
guratan-guratan aktivitas malam lewat kaca. Cilegon tampak sepi. Tapi sepi tak
bertahan lama saat akan melewati kota. Aktivitas malam begitu nyata. Terlihat 3
orang pemuda dan 1 orang pemudi, terong dan cabe, di depan sebuah hotel. Melingkar dengan lintingan rokok masing-masing. Aku
juga melihat geng motor secara nyata. Benar-benar amazing tingkat dewa dan mulut ini kembali ucapkan syukur atas penjagaan
Allah. Aku dihindarkan pada hal-hal duniawi dan
hedonisme.
Tepat
setengah empat saat aku sampai. Ayah sudah menungguku sedari tadi. Aku langsung
bertanya bagaimana hasil cek darah ibu. Aah, ternyata ibu sakit typus dan ada
infeksi pada saluran pencernaannya. Untung saja tidak separah yang kupikirkan.
Post a Comment