2
[Ala Rasul] Usaha, Do'a, dan Tawakal ala Rasul
Posted by Unknown
on
21:19
in
ala rosul,
do'aku,
kisah inspiratif,
rasulullah,
tauladan kita,
tawakal,
usaha
Ini adalah
salah satu kisah yang menunjukkan seberapa besar usaha dan keseriusan Rasul
dalam dakwah dalam kondisi apapun, bahkan saat keluarga, paman dan isterinya,
yang senantiasa mendukung Rasulullah pergi meninggalkan dunia ini selamanya. Selama
hidupnya, Abu Thalib senantiasa membela dan menjaga Rasulullah dari serangan
dan penyiksaan fisik. Sedang Khadijah laksana mata air di tengah padang tandus.
Ia selalu menghibur Rasul dan membantu melepaskan kesulitannya dengan kata-kata
pencerahan dan optimisme yang membuat hati beliau menjadi tentram.
Kepergian
keduanya tentu menimbulkan duka yang mendalam. Duka semakin menjadi duka
tatkala kepergian Abu Thalib membuat orang-orang Quraisy semakin berani
menghadang dakwah. Kafir Quraisy semakin meningkatkan penganiayaan terhadap
para pengemban Islam dan memperbanyak kreativitas penindasannya hingga
benar-benar menghimpit beliau.
Tatkala penindasan semakin mendera, Rasulullah tak lantas putus asa
dalam dakwah. Keimanan para pengemban Islam terbukti di saat-saat seperti ini.
lantas Rasulullah memikirkan cara dengan mencari pertolongan dan perlindungan
atas dakwah beliau. Maka dipilihlah Bani Tsaqif dari daerah Thaif dengan
mengharapkan masuk Islamnya mereka.
Singkat cerita, sampailah Rasul di Thaif dan menyampaikan maksud
kedatangannya kepada tiga orang yang merupakan tokoh yang dimuliakan. Sayang teramat sayang, mereka menolak beliau dengan
kata-kata yang menyakitkan. Tidak sekedar itu, mereka pun mengerahkan
orang-orang bodoh dan budak-budak mereka demi mencaci maki beliau, meneriakkan
kata-kata kasar, bahkan mereka melempari Rasulullah dengan batu hingga kedua
tumit beliau berdarah.
Beliau pun
meninggalkan mereka dan pergi hingga sampai di sebuah kebun anggur milik ‘Utbah
dan Syaibah, dua anak Rabi’ah. Beliau bernaung di bawah pohon anggur seraya
berpikir tentang urusannya dan urusan dakwahnya. Saat itu beliau terjebak tanpa
pilihan yang menguntungkan. beliau laksana berada dalam ruangan tanpa pintu keluar.
Tidak bisa kemana-mana. Ya. Saat itu beliau tidak bisa masuk ke Mekkah kecuali
dengan perlindungan salah seorang pemimpin Mekkah yang musyrik. Di sisi lain,
beliau juga tidak bisa kembali ke Thaif setelah mendapat penganiayaan. Beliau juga
tidak mungkin tetap berada di kebung anggur tersebut sedang pemilik kebun ini
adalah orang-orang musyrik.
Di saat
seperti ini, dimana usaha terbaik telah rasul kerahkan demi dakwah dan
ketauhidan terhadap Allah, sedang kesulitan semakin menekan beliau. Maka di
saat inilah beliau berdo'a dan bertawakal. Beliau menengadahkan kepalanya ke
arah langit, mengeluhkan keadaannya kepada Allah disamping tetap percaya akan pertolongan
Allah seraya berdo’a,
“Ya Allah, hanya kepada-Mu aku
mengadukan lemahnya kekuatanku, dan sedikitnya upayaku, serta tidak berdayanya
aku menghadapi manusia. Ya Arhamar-rahimin, Engkau adalah Rabbnya orang-orang
yang lemah dan juga Rabbku. Kepada siapa aku akan mengadu, apakah kepada
seseorang yang sangat jauh yang menerimaku dengan muka masam, ataukah kepada
musuh yang menguasai urusanku? Jika saja kemurkaan-Mu tidak akan menimpaku,
tentu aku tidak peduli. Akan tetapi, ampunan-Mu lebih luas untukku. Aku berlindung
dengan nur wajah-Mu yang menyinari kegelapan dan memperbaiki urusan dunia dan
akhirat; dari kemarahan-Mu yang akan menimpaku atau kemurkaan-Mu yang akan
melanda. Kuserahkan kepada-Mu seluruh kesulitanku hingga Engkau ridha, tidak
ada daya da kekuatan kecuali dari-Mu.“
![]() |
alfalahsmkbj.blogspot.com |
Sungguh
Rasulullah adalah sebaik-baiknya contoh dalam beriman dan beribadah. Melalui kisah
di atas, petiklah ranumnya hikmah atas jalan usaha terbaik yang telah
dikerahkan. Maka setelah itu, tawakal dan do’a menjadi penghibur dalam keadaan
berpasrah.