0
[Apa Kabar Indonesia] Perempuan dan Jeratan Perbudakan Feminisme
Diciptakan alam pria dan
wanita
Dua makhluk jaya asuhan
dewata
Ditakdirkan bahwa pria berkuasa
Ditakdirkan bahwa pria berkuasa
Adapun wanita lemah
lembut manja
Wanita dijajah pria sejak
dulu
Dijadikan perhiasan
sangkar madu
Namun adakala pria tak
berdaya
Tekuk lutut disudut
kerling wanita
Pernah mendengar lirik diatas? Jujur
saja yang sering kudengar adalah bagian lirik “Wanita dijajah pria sejak dulu” kemudian terulang kembali secara
paksa “sejak dulu wanita dijajah pria”.
Mau tidak mau, lirik ini melekat dipikiran sampai saat ini. bahkan bagi
sebagian orang ini menjadi sebuah pembenaran. Bahwa memang sampai saat ini
wanita tidak akan pernah setara dengan pria.
Indonesia, dengan keanekaragaman
budayanya pun seperti tak mampu mengangkat derajat perempuan. Ini terlihat dari
dominansi budaya patriarki. Dan kenyataan ini semakin menindas hati kaum
perempuan.
Tidak salah jika akhirnya kaum perempuan pun ingin perubahan. Perubahan
yang mengubah nasib mereka. Perubahan yang bisa menyetarakan mereka dengan kaum
laki-laki. Terutama dengan suami mereka yang dirasa menguasai semua kehidupan. Sedang
perempuan hanya bisa mengangguk terpaksa atau hanya diam. Bila tidak mereka
akan mengalami kekerasan. Dan inilah sebagian fakta yang ada.
Perubahan itu memang terjadi. Kaum perempuan barat pun bersatu padu
memprakarsai gerakan feminisme. Gerakan kesetaraan di segala lini-lini
kehidupan. Terutama di bidang politik.
Mereka pun berhasil, setidaknya, di satu sisi mengemban ide feminisme ini.
Kaum perempuan dinyatakan merdeka. Mereka tak lagi terkurung dalam sangkar
emas. Mereka bisa terbang bebas. Ya, kini perempuan bebas mencari penghasilan. Mereka
pun dipersilahkan menduduki posisi dalam pemerintahan. di beberapa negara
termasuk di Indonesia, wanita dipercaya menjadi orang nomor satu. Menjadi kepala
negara.
Kukatakan, mereka pun berhasil, setidaknya,
di satu sisi mengemban ide feminisme ini. Karena di sisi lain permasalahan
wanita tidak pernah habis. Malah semakin menjamur. Masalah perempuan seperti
membelah semakin cepat.
Di Indonesia, kebanyakan wanita yang akhirnya bekerja adalah wanita dengan
taraf ekonomi rendah. Sehingga kebanyakan wanita bekerja hanya sebagai buruh
dengan penghasilan kerja standart. Dengan waktu kerja tak tentu.
Ahh, atau para wanita akhirnya mengambil jalan pintas menggiurkan menjadi pahlawan
devisa. Bekerja diberbagai negara, mendapat uang yang lebih tinggi nilainya
dari rupiah. Dan pulang setahun sekali. Meninggalkan keluarganya. Atau ini
salah satu bentuk pengorbanan untuk keluarga? Dengan tidak ada disamping
mereka?
Pengorbanan tertinggi adalah ketika ternyata banyak pahlawan devisa
Indonesia yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan. Perlakuan yang tidak
manusiawi. Banyak bukan berita terkait pahlawan devisa kita yang disiksa? Yang tidak
ada kabar? Bahkan yang saat kembali ke kampung halaman sudah tak lagi bernyawa?
Guys, masalah ini malah muncul saat ide kesetaraan ini berkembang. Dulu tak
pernah terdengar permasalahan ini. Think! Akar masalah wanita kebanyakan
terkait pekerjaan yang tarifnya rendah adalah karena PENDIDIKAN. Dan pria juga
terjebak pada masalah yang sama.
Siapa yang akhirnya memandang wanita tidak boleh bekerja? Sedangkan Islam
saja membolehkan. tapi dengan sistem yang seperti ini, wanita seakan tertarik
dalam dua medan. Medan pekerjaan dan medan keluarga. Ia harus memilih salah
satu. Ada yang harus dikorbankan. Dan demi sejumput emas, keluarga pun menjadi
korban.
Feminisme, rupamu kini tak lagi cantik. Ia cantik hanya karena make-up sana-sini. Kecantikan tak alami.
Pernah terdengar sebuah kisah aktifis feminis. Diceritakan ia sedang hamil dan
bepergian menggunakan kendaraan umum. Kendaraan yang penuh membuatnya berdiri. Seorang
pria mempersilahkan untuk duduk di tempatnya. Tapi ia menolak. Ini kesetaraan
katanya. Hingga diberitakan setelah itu kandungannya gugur.
Wanita, rupamu kini. Jangan sampai kau diperbudak oleh ide feminisme. Ide yang
akhirnya menguntungkan para kapitalis. Jika kau bekerja bukan berarti kau setara
dengan kaum pria. Sungguh picik jika berpikir demikian. Ingat. Allah SWT
memandang semua kalangan setara. Pembeda mereka adalah taqwa.
Wanita, rupamu kini. kau sungguh sangat mulia. Jika kau menempatkan secara
benar dimensimu. Sebagai anak yang sholehah, sebagai istri yang mampu memberi
semangat juang bagi suamimu, dan sebagai seorang ibu pembangun generasi. Walaupun
engkau berada dibalik layar, tapi engkau akan selamanya dikenang.
Jikapun engkau memilih terjun dikancah politik. Engkau harus tahu pengertian
politik dalam islam. Bukan hanya kekuasaan dan uang seperti yang kini dikira
orang banyak. Politik dalam islam adalah mengurusi urusan umat. Dan sebagai ibu
rumah tangga yang mengurusi keluarga. Kau sudahlah berpolitik.
Post a Comment