0
[Percikan] Makhluk Heterogen, Yang memerlukan Homogenitas
Kompleks. Satu kata untuk menggambarkan kita sebagai manusia. Tidak hanya dilihat dari sisi biologisnya saja, bahwa kita terdiri dari multisel. Dalam segala aspek, manusia memang kompleks. Ditambah lagi dengan satu poin yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Akal. Ya dengan akal bertambah lagi sederet kekompleksitasan yang ada.
Akal, lewat pemikiran manusia
membuktikan eksistensi kerumitan tingkat tinggi dalam otak manusia. Darinya
tercipta ide-ide mendunia. Demokrasi, feminisme, evolusi, kapitalisme,
sosialisme, liberalisme dan banyak lagi. Tak terhitung dengan jari. Eksistensi
pemikiran-pemikiran ini pun tergantung, apakah ia mampu atau tidak menawan
zaman. Asas manfaat.
Sungguh Maha Suci Allah SWT,
pencipta manusia dengan segala kekompleksitasannya. Manusia berbeda satu sama
lain. wajah, bentuk tubuh, warna kulit, dan isi otak yang berbeda-beda. Bahkan
kembar identik pun pastilah memiliki pemikiran masing-masing. Dan manusia,
kompleks lagi heterogen.
Tapi tak dipungkiri kita adalak
makhluk sosial yang membutuhkan jua persamaan. Yang dapat membuat kami satu.
Tak terpecah-belah. Tak terlarut dalam egoisme pemikiran individu yang
menganggap ini lebih benar dari itu. Atau inilah yang paling benar. Tentu
dinisbatkan pada persepsi manusia. Persamaan ini selaksa air di tengah padang
tandus. Menyegarkan.
Dan begitulah masyarakat. Ia
merupakan kumpulan individu yang memiliki pemikiran, perasaan, dan aturan yang
sama. Itulah yang dipersepsikan sebagai masyarakat. Satu syarat saja hilang,
maka mereka tak tergolong masyarakat. Hanya kelompok atau golongan.
Ya, homogenitas diperlukan untuk
menyatukan individu-individu kompleks. Lewat aturan yang menyatukan. Tak malah
membatasi kami. Dan perlu dicatat : Homogenitas
tak melulu diartikan mati kreatifitas.
Post a Comment