[Catatan Harian] War On Your Self

 

            Seringkali kita mendapati sedang bertengkar dengan sesuatu dalam diri. Entah berbentuk seperti apa, tak pernah ada yang mengerti. Tak pernah ada yang benar-benar tahu. Mereka abstrak lagi absurd. Kadang bertengkar dengan perasaan. Kadang bertengkar pula dengan pikiran. Bertengkar dengan diri sendiri. Sesuatu yang aneh sekali.

Agaknya, ketika kita berkaca pada film, kita pun mendapati contoh konkret war on your self. Peperangan ini sering diibaratkan lewat animasi munculnya malaikat dan setan. Mereka datang tak diundang ketika diri ini tengah galau dan menghilang saat ada kecenderungan pada diri ini. cenderung pada si malaikat yang baik atau si setan yang jahat. Pengandaian yang sangat kreatif. 

Sejatinya, manusia memang memiliki dua sisi. Kebaikan dan keburukan. Dua sisi ini tergantung dari pribadi masing-masing. Mereka akan cenderung menjadi orang baik ketika sisi buruk tak dominan. Dan sebaliknya cenderung jahat ketika nafsu akan keburukan mendominasi perasaan dan pikirannya.

Sebelum kita mengenal seseorang dan hidup bermasyarakat, kita sudah hidup dengan diri kita sendiri. Amat penting rasanya ketika kita sudah menemukan jati diri. Menemukan identitas. Kecenderungan seperti apa diri kita? Cenderung sebagai pribadi baik, atau buruk. Tentu. Hati kecil kita selalu menginginkan dominasi kebaikan dalam diri. Seberapa baiknya diri, sadar atau tidak, bisa kita ukur saat war on your self.

            War on your self akan selalu menyertai hingga waktu yang tidak ditentukan. Ketika kita sudah bisa menguasai peperangan, ―Mungkin bisa diartikan ketika kita sudah bisa menyeimbangkan pemikiran dan perasaan. Ketika kita pun bisa memilih hal baik dan buruk tanpa kita harus melakukan kesalahan tersebut dan menyadari kesalahan di akhir― maka tak ada lagi ketakutan akan pribadi yang rapuh. Kita akan mampu menatap matahari dengan bangga dan siap melangkah melewati ranjau kehidupan.