2
[Ala Rosul] Tegar dalam Dakwah
Posted by Unknown
on
18:30
in
ala rosul,
beyond the see,
dakwah,
percikan,
perjuangan,
rasulullah,
tegar dalam dakwah
Ketika dakwah Rasul dan para sahabatnya berpindah dari tahapan dakwah
secara sembunyi-sembunyi kepada dakwah secara terang-terangan. Dari tahapan
berdakwah kepada orang-orang yang simpati dan siap menerima dakwah, menuju
tahapan interaksi dan perjuangan dakwah terhadap masyarakat, dimana benturan
ide adalah sebuah keniscayaan. Benturan antara keimanan dan kekufuran. Dimana terdapat
reaksi akan aksi menyeru Islam.Dimana reaksi yang banyak timbul adalah reaksi negatif.
Kafir Quraisy mulai memerangi dakwah dan menganiaya Rasulullah dengan melancarkan
berbagai cara untuk melemahkan dakwah yang secara garis besar melalui tiga
sarana. Jika tidak dengan penganiayaan, atau dengan fitnah propaganda, atau
dengan pemboikotan kejam tak manusiawi.
Maka tersebutlah cerita berhikmah bagi kita yang kini beraktivitas dalam
dakwah. Terlebih bagi kita yang mengalami penentangan dalam aktivitas dakwah. Agar
dapat kokoh setegar karang layaknya Rasulullah dan para sahabatnya. Agar tetap
menjaga keimanan. Agar Allah senantiasa menetapkan hati di jalan-Nya, demi
keridhoan Allah semata.
Di antara mereka, tersebutlah kisah penyiksaan Bilal, budak salah
seorang dari Bani Jumah. Di Siang hari
yang sangat panas Umayyah bin Khalaf menarik Bilal ke jalan di Mekkah. Ia letakkan
batu besar di atas dada Bilal seraya berkata, “Demi Allah, penyiksaan ini akan terus berlangsung sampai kamu mati,
atau kamu mengingkari Muhammad dan mau lagi menyembah Lata dan Uzza“. Ditengah
kekejaman siksa yang menghimpit hidupnya, tetap tak ada alasan bagi Bilal untuk
melepaskan keimanan dalam genggaman hatinya. Ancaman kematian tak mampu meluluhkan
ketegarannya dalam dakwah. Maka tak ada lagi yang terlontar dari mulut seorang
budak dari Tuhannya kecuali ketauhidan, “Ahad,
Ahad...“.
Ketegaran
kaum muslim tak hanya sampai pada Bilal, tersebutlah juga budak wanita Bani
Muammal yang mendapat siksa dari Umar bin Khathab sebelum masa keislamannya. Sehingga,
apabila Umar telah merasa lelah dalam menyiksanya, ia akan berkata dengan nada
olokan, “Kuberitahu kau, bahwa aku tak
akan menyiksamu hingga aku bosan“.
Tersebutlah
jua keluarga Yasir. Amar bin Yasir, Sumayah, serta Yasir rela dijemur di tengah
panasnya suhu di Mekkah, disamping mereka juga dipanggang di atas api. Ketika mereka
dalam penyiksaan, Rasulullah menyaksikan dengan mata kepalanya bagaimana
kekejaman kaum Quraisy terhadap para pengemban Islam. Lalu Rasulullah berkata, “Tetap bersabarlah keluarga Yasir, sungguh
telah disediakan untuk kalian Surga!“. Sumayyah menjawab dengan pasti
perkataan Rasulullah, bahwa ia telah melihat surga di depan pelupuk matanya. Ya,
kenyataan bahwa Sumayyah telah melihat surga melalui matanya menggambarkan
besarnya ia mempercayai Rasulullah dan keislamannya. Ia melihat surga melalui
keyakinannya. Melalui keimanannya.
Sungguh
banyak kisah berhikmah yang mampu kita petik dari perjuangan Rasulullah dan
sahabatnya dalam dakwah bahkan melalui kisah seorang budak. Lihatlah Bilal yang
dengan status rendah serta kulitnya yang hitam-legam tak mampu menutupi
ketinggian dan putinya keimanan kepada Allah. Lihatlah budak wanitanya Umar
yang tak pernah bosan dengan kesabaran akan Islam. Lihatlah Sumayyah yang mampu
melihat melalu keyakinan dan keimanannya.
Maka sekarang,
lihatlah diri kita. Adakah secuil ketegaran dakwah dalam dirimu?