0
[Islamologi] Puzzle Kedua : Al-Qur’an, Sebenar-benarnya Petunjuk
“Ada suatu masa dimana
kau sangat agung.
Tak hanya dibaca, kau
dihafalkan, dan petunjukmu ramai-ramai diambil.
Tapi itu dulu. Kini, keberadaanmu
banyak dilupakan.
Kedudukanmu yang agung
pun tak tersisa.
Satu-satunya
ketinggianmu kini saat dimana kau sebagai alat sumpah.
Di sisi lain, rupamu
berdebu, tak tersentuh, terabaikan. Hanya sebatas alat pengusir setan. Apakah
maknamu kini lekang oleh waktu?”
Jarang sekali kulihat mahasiswa
membaca Al-Qur’an di kampus, kalau bukan di pelataran masjid atau
mushala-mushala. Yang kini banyak kulihat adalah laptop-laptop menyala yang
berdiri apik di meja-meja taman. Alunan dari ketikannya tak semerdu bacaan yang
terlontar ketika melafadzkan tanda-tanda dalam kitab.
Aku sadar, banyak orang kini tak
mengindahkan firman Allah SWT. Entah apa alasan sesungguhnya. Mungkin karena setan-setan yang semakin gigih berusaha? Ahhh, jangan salahkan keberadaan setan
jika dirimu sendiri serupa dengan mereka. Jahat, tamak dan sombong.
Padahal. Jika kau meluangkan waktu
sedikit saja untuk membacanya. Sedikit saja. Toh, kita tidak akan berubah
menjadi makhluk paling miskin. Jika saja mereka berpikir seperti ini. faktanya
mereka telah dibutakan oleh kenikmatan dunia yang sementara. Ataukah mereka
masih menyangsikan eksistensi Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT? Sayang sekali
jika setitik keraguan ini merusak pondasi keimanan yang telah terbangun
bertahun-tahun.
Jika keraguan ini masih bersisa, aku
akan membantu untuk menghilangkan semuanya. Karena aku tahu benar Al-Qur’an
sesungguhnya firman yang Allah turunkan demi kemuliaan manusia. Ya, aku akan
membantu kalian...
Pernahkah kau dengar, bahwa saat
kitab suci ini turun ia telah mengalami banyak keraguan dari orang-orang arab? Tapi
Allah SWT, dengan kekuasaannya mampu mematahkan argumen-argumen yang datang
dari manusia ciptaan-Nya. Allah SWT telah menjawab keraguan akan siapa dibalik
penciptaan Al-Qur’an.
Keraguan pertama terejawantahkan
atas dugaan seorang arablah sebagai dalang atas penciptaannya. Mereka tahu,
bahwa pada saat itu, kesusastraan arab sedang pada masa keemasan. Lalu Allah
SWT menjawab keraguan mereka dengan sebuah tantangan.
“Katakanlah : “Maka
datangkanlah sepuluh surat yang (dapat)
menyamainya” (QS. Hud
: 13)
Di dalam ayat lain :
“Katakanlah : (‘Kalau
benar apa yang kamu katakan’),
maka cobalah datangkan
sebuah surat yang menyerupainya.” (QS. Yunus : 38)
Tantangan itu sayangnya tak bisa
dijawab, sekeras apapun mereka mencoba. Maka terbuktilah, Al-Qur’an tidak
diciptakan oleh orang-orang arab terdahulu.
Tapi orang-orang jahiliyah itu masih
memiliki keraguan yang mendalam. Mereka pun mencari-cari makar dibalik
penciptaan Al-Qur’an. Dan tuduhan selanjutnya dialamatkan pada Rasulullah, sang
Pembawa Al-qur’an. Tuduhan mereka jelas rendah. Mereka lupa bahwa Rasulullah
adalah bagian dari orang arab. Selama seluruh bangsa arab tidak mampu, maka
begitupun dengan Rasulullah. Jika dibandingkan dengan gaya bahasa pada hadits
pun maka akan terlihat perbedaan mencolok
dengan gaya bahasa pada Al-Qur’an.
Tak mau kalah, mereka melontarkan
tuduhan keji. Bahwa Al-Qur’an disadur oleh Muhammad SAW dari seorang pemuda
nasrani bernama Jabr. Tapi Allah SWT pun kembali mematahkan tuduhan orang-orang
munafik dalam firmannya :
“(Dan) Sesungguhnya
kami mengetahui mereka berkata : ‘Bahwasanya Al-Qur’an
itu diajarkan oleh
seorang manusia kepadanya (Muhammad).
Padahal bahasa orang
yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya (adalah) bahasa ‘ajami
(non-Arab), sedangkan Al-Qur’an itu dalam bahasa Arab yang jelas.”
(QS. An-Nahl
: 103)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhD48gScT9u4cMLgc2tF8Y66aVQeophkkkjTmSp3y1ofEiQXxlpAwP0X_iFRfGupWUmMWGo6Qlgls53Mbp94Mmvb42sbC75iJpgo_Cgy5Xw5svHJsjlC2ouDj4XMhxgQnYXV0qDq7JtDqc/s320/baca+quran-bus.jpg)
Post a Comment