0

[Catatan Harian] Orang Bilang Aku Pembangkang


             Aku merasakan, ada saat dimana hati ini tidak setuju dengan apa yang terjadi di sekitar. Diam adalah sikap yang kuambil saat itu. Kusimpan saja ketidaksetujuanku dalam kotak kecil di hati. Tak hanya satu, tapi kejadian ini terus berulang. Kini, kotak itu telah penuh sesak hingga muak ingin muntah. Kotak ini pun berubah menjadi kotak pandora, sebuah kotak rahasia yang siap menumpahkan segala sesuatu yang termuat di dalamnya.

            Pandora tak lain adalah sebuah kisah dari bangsa dewa. Pandora merupakan kotak rahasia yang tak pernah orang tahu apa isinya dan terjaga selalu. Hingga suatu hari, seseorang dipercaya untuk menjaga si kotak supaya tetap tertutup rapi. Tapi sayang, rasa penasaran pada dirinya tak mampu dibendung. Keinginan untuk mengetahui isinya membuat ia kehilangan pikir dan terhipnotis untuk membukanya.
BAMMM!!!! Bagai bom waktu, semua isi kotak tumpah menghiasi bumi dengan kejahatan. Bumi saat itu berubah menjadi kabut hitam legam yang penuh sesak. Kebaikan pun menjadi tak terlihat. Manusia berlaku brutal akibat kejahatan yang mendominasi.
 
Entah mengapa, aku merasa kisah Pandora sama dengan kotak yang kini meledak layaknya bom waktu dalam hatiku. Serupa tapi tak sama. ledakan kotak dalam hatiku tidak memuntahkan kejahatan besar namum perasaan tersudutkan. Perasaan kecewa dan ketidaksetujuan yang kini menguasai akal sehatku. Aku pun bukanlah penjaga kotak Pandora. Aku hanyalah manusia yang membuat pilihan salah dengan menyimpan masalah yang semestinya dikomunikasikan. 

Jika sudah begini, tetap aku yang merasakan sakit luar biasa. Orang-orang di luar sana hanya menghakimi apa yang kasat mata. Aku yang kini berusaha jujur mengeluarkan semua yang menurutku salah dianggap sebagai pembangkang. Dipojokkan dan dianggap pikiranku liar. Seperti tak pernah menghargai perbedaan. Seperti lupa bahwa dunia ini diciptakan dengan banyak sekali perbedaan.

Disinilah aku berdiri sekarang. Mungkin aku adalah salah satu orang yang jujur menampakkan apa yang aku rasa tidak semestinya. Sedangkan yang lainnya sibuk untuk tetap berdiri di tempatnya, memilih tempat yang menguntungkan posisinya. Diam. Menggantung harapnya pada yang lain. Padahal aku yakin keraguan yang kurasakan pernah terbersit diantara hati-hati mereka. Karena setiap orang, dalam hatinya, mempunyai kotak pandora.

Aku memang seorang PEMBANGKANG. Tak masalah jika orang-orang melihatku berbeda. Aku telah merasakan akibat diamku. Kini aku tak mau lagi diam melihat masalah dan lebih memilih untuk mengkomunikasikan. Gadis pendiam ini kini bermetamorfosis menjadi lebih berani. Ketika mengingat ini aku yakin aku akan tertawa.

Diakhir cerita, ternyata ada satu yang tersisa dalam kotak pandora. Sesuatu itu sering dilupakan oleh orang-orang. Ia bernama HARAPAN. Ya, harapan yang membuat kita bertahan hidup. Harapan sebagai cahaya matahari yang akan menembus kabut. Dan bumi pun akan kembali tenang dan damai.
  
Mungkin harus ada sebuah kotak pandora yang pecah baru akan ada yang tersadar, kita bukan dalam keadaan baik-baik saja. Keberuntungan berpihak padaku. Kotak pandora punyaku yang akhirnya terbuka. Tapi aku yakin, aku benar. Kotak pandora milikku pasti juga menyisakan sebuah harapan. Aku masih percaya semua akan baik-baik saja karena aku masih punya harapan. Aku sang PEMBANGKANG yang pasti membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Karena aku punya Allah SWT.

0 Comments

Post a Comment

Copyright © 2009 Catatan Kecil Untuk Dunia All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.