0

[Catatan Harian] Ujian Tengah Semester Punya Cerita



“Dan kebahagiaan datang, ketika kelelahan telah usai.
Cobaan yang pasti datang, kini pergi meninggalkan jejak-jejak kisah baru dalam kehidupan.
Ujian Tengah Semester punya cerita....”


            Hari ini genap dua minggu aku hidup dalam kungkungan ujian tengah semester. Masa dimana banyak mahasiswa melakukan tindak kriminal. Dengan berbagai alasan mereka membiarkan raganya untuk terjun dalam korupsi kecil. Dan aku berada disekeliling mereka dengan berpegang teguh pada idealisme. “Aku tak boleh mencontek. Allah SWT tak akan suka.” Pikirku. Sok suci???? Tidaaak, aku hanya mencoba untuk menerapkan kejujuran, mulai dari diriku sendiri. Karena seperti kata seorang yang kukenal,
“Jika kau memilih untuk berbeda, maka itu lebih baik daripada menjadi lebih baik.”

Tentu, berbeda yang dimaksud adalah ketika kita berbeda dalam kebaikan. Dan aku suka saat dimana aku menjadi BERBEDA dari orang lain :)

            Jika korupsi kecil saja baca : menyontek sudah dilakukan, mau jadi apa generasi bangsa ini? satu jawaban pasti, mereka akan menjadi generasi KREATIF dalam hal kemaksiatan. Bagaimana tidak? Cara-cara yang ditempuh semakin inofatif... Mulai dari yang terlihat olehku selama masa UTS ini menyelipkan catatan-catatan kecil di dalam kamus JERMAN-INDONESIA, seakan-akan ia sedang mencari arti dalam kamus tersebut.   
         
            Kemudian hari ini kulihat seorang teman yang dikelilingi oleh guntingan-guntingan kertas. Aku bertanya, “Ngapain say gunting-gunting kertas?” tanyaku polos. “Ahh, lagi ngga ada kerjaan Nis..” jawabnya. Aku tak menaruh rasa curiga apapun. Tapi kemudian, aksi gunting-gunting kertas terdengar sampai telingaku. Masih sama, aku tak juga berpikiran menjurus pada suatu hal. Lalu tak sengaja kulihat kertas hasil guntingannya. Voila!!! Aku baru sadar bahwa ia sedang menggunting ppt photocopyian materi yang diujikan hari ini. CERDAS!!! Aku tersenyum akan ketidaksensitifanku dalam memandang sesuatu.

            Hal yang paling membuatku BT adalah saat kulihat seorang aktifis dakwah fakultas yang ikut terlibat dalam aksi contek-menyontek. Apalagi basis dakwahnya adalah lewat akhlak. Pertanyaan besarnya : Terus kemana dong akhlak yang sering antum kaji? Lebih berharga HURUF MUTU ‘A’ ya dibanding ridho Allah SWT?. 

Tapi ini bukan berarti jadi legalitas ya.. buat yang bukan aktifis untuk nyontek. “Orang yang aktifis dakwah aja nyontek kok, masih mending gue dong. Nyontek tapi bukan aktifis...”. 

            Yahh, walaupun banyak fakta kutemukan terkait contek-mencontek. Aku juga toh menemukan fakta bahwa masih ada orang-orang jujur. Dan ini kudapatkan hari ini, saat aku duduk menunggu kedatangan dosen pengawas UTS. Aku bercerita mengenai fenomena contek-menyontek. 

Katanya, “Itu sih udah rahasia umum Nisya. Aku sih ngga lah ya...”. Yang ini kekagumanku tulus. “Kalo itu udah jadi rahasia umum, kenapa kamu ngga ikut nyontek?”. Lalu ia menjawab dengan bijak. “Yaaaa... buat apa kita capek-capek masuk kelas, bayar semesteran, cuma buat nyontek”. Ehmmm... walaupun bukan itu jawaban yang aku harapkan. Tapi, aku salut dengan idealisme temanku ini.... kasih tepok 2 tangan, 2 kaki deh.. :)

            Lalu bagaimana dengan aku? Jika yang lain ramai-ramai masuk kelas pagi-pagi untuk mendapat posisi strategis untuk melancarkan aksinya. Aku dengan ikhlas, duduk di tempat paling tidak strategis menurut mereka. Bangku paling depan.

            Jika mereka tidak belajar karena alasan malas, ketiduran, atau tidak mengerti mata kuliahnya. Maka ada saat dimana aku hanya belajar satu jam sebelum UTS. Dengan alasan berbeda 180o, dikarenakan agenda membentuk ‘lingkaran kecil’ tiap minggunya.

            Aku mungkin sudah tersihir dengan firman Allah di surat Muhammad ayat tujuh. Dikatakan di dalam tanda tersebut,
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah,
Niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”

            Walaupun kadang aku terlena dengan janji Allah ini sehingga menyengaja aku tidak belajar secara maksimal. Tapi sejauh ini, Allah SWT memang selau berbaik hati menolongku dan memberikan kemudahan untukku dalam menjawab soal. Jangan Geer... masih ada bagiaan do’a ayah dan ibu loh.. yang pastinya juga terlibat dalam kelancaranku ini.

            Jadi,,, kalau kamu udah sedikitnya 
menolong agama Allah SWT, minta do’a kedua orangtuamu, dan belajar maksimal. Buat apa takut UTS BERSIH???? Yo po ra?? :)

0 Comments

Post a Comment

Copyright © 2009 Catatan Kecil Untuk Dunia All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.