0
[Catatan Harian] Ujian Tengah Semester Punya Cerita
Posted by Unknown
on
23:37
in
catatan harian,
kehidupan mahasiswa,
puzzle kehidupan,
ujian tengah semester
“Dan kebahagiaan datang, ketika kelelahan telah usai.
Cobaan yang pasti datang, kini pergi meninggalkan jejak-jejak kisah baru
dalam kehidupan.
Ujian Tengah Semester punya cerita....”
Hari ini
genap dua minggu aku hidup dalam kungkungan ujian tengah semester. Masa dimana banyak
mahasiswa melakukan tindak kriminal. Dengan berbagai alasan mereka membiarkan
raganya untuk terjun dalam korupsi kecil. Dan aku berada disekeliling mereka
dengan berpegang teguh pada idealisme. “Aku tak boleh mencontek. Allah SWT tak akan
suka.” Pikirku. Sok suci???? Tidaaak, aku hanya mencoba untuk
menerapkan kejujuran, mulai dari diriku sendiri. Karena seperti kata seorang
yang kukenal,
“Jika kau memilih untuk berbeda, maka itu lebih baik daripada menjadi
lebih baik.”
Tentu, berbeda yang dimaksud adalah ketika kita berbeda dalam
kebaikan. Dan aku suka saat dimana aku menjadi BERBEDA dari orang lain :)
Jika korupsi
kecil saja ―baca : menyontek― sudah dilakukan, mau jadi apa
generasi bangsa ini? satu jawaban pasti, mereka akan menjadi generasi KREATIF
dalam hal kemaksiatan. Bagaimana tidak? Cara-cara yang ditempuh semakin
inofatif... Mulai dari ―yang terlihat olehku selama masa UTS
ini― menyelipkan catatan-catatan kecil di dalam kamus
JERMAN-INDONESIA, seakan-akan ia sedang mencari arti dalam kamus tersebut.
Kemudian hari ini kulihat seorang teman yang dikelilingi oleh guntingan-guntingan kertas. Aku bertanya, “Ngapain say gunting-gunting kertas?” tanyaku polos. “Ahh, lagi ngga ada kerjaan Nis..” jawabnya. Aku tak menaruh rasa curiga apapun. Tapi kemudian, aksi gunting-gunting kertas terdengar sampai telingaku. Masih sama, aku tak juga berpikiran menjurus pada suatu hal. Lalu tak sengaja kulihat kertas hasil guntingannya. Voila!!! Aku baru sadar bahwa ia sedang menggunting ppt photocopyian materi yang diujikan hari ini. CERDAS!!! Aku tersenyum akan ketidaksensitifanku dalam memandang sesuatu.
Kemudian hari ini kulihat seorang teman yang dikelilingi oleh guntingan-guntingan kertas. Aku bertanya, “Ngapain say gunting-gunting kertas?” tanyaku polos. “Ahh, lagi ngga ada kerjaan Nis..” jawabnya. Aku tak menaruh rasa curiga apapun. Tapi kemudian, aksi gunting-gunting kertas terdengar sampai telingaku. Masih sama, aku tak juga berpikiran menjurus pada suatu hal. Lalu tak sengaja kulihat kertas hasil guntingannya. Voila!!! Aku baru sadar bahwa ia sedang menggunting ppt photocopyian materi yang diujikan hari ini. CERDAS!!! Aku tersenyum akan ketidaksensitifanku dalam memandang sesuatu.
Hal yang
paling membuatku BT adalah saat kulihat seorang aktifis dakwah fakultas yang
ikut terlibat dalam aksi contek-menyontek. Apalagi basis dakwahnya adalah lewat
akhlak. Pertanyaan besarnya : Terus kemana dong akhlak yang sering antum kaji? Lebih
berharga HURUF MUTU ‘A’ ya dibanding ridho Allah SWT?.
Tapi ini bukan berarti jadi legalitas
ya.. buat yang bukan aktifis untuk nyontek. “Orang yang aktifis dakwah aja
nyontek kok, masih mending gue dong. Nyontek tapi bukan aktifis...”.
Yahh,
walaupun banyak fakta kutemukan terkait contek-mencontek. Aku juga toh
menemukan fakta bahwa masih ada orang-orang jujur. Dan ini kudapatkan hari ini,
saat aku duduk menunggu kedatangan dosen pengawas UTS. Aku bercerita mengenai
fenomena contek-menyontek.
Katanya, “Itu sih udah rahasia umum
Nisya. Aku sih ngga lah ya...”. Yang ini kekagumanku tulus. “Kalo itu udah jadi
rahasia umum, kenapa kamu ngga ikut nyontek?”. Lalu ia menjawab dengan bijak. “Yaaaa...
buat apa kita capek-capek masuk kelas, bayar semesteran, cuma buat nyontek”.
Ehmmm... walaupun bukan itu jawaban yang aku harapkan. Tapi, aku salut dengan
idealisme temanku ini.... kasih tepok 2 tangan, 2 kaki deh.. :)
Lalu bagaimana
dengan aku? Jika yang lain ramai-ramai masuk kelas pagi-pagi untuk mendapat
posisi strategis untuk melancarkan aksinya. Aku dengan ikhlas, duduk di tempat
paling tidak strategis menurut mereka. Bangku paling depan.
Jika mereka
tidak belajar karena alasan malas, ketiduran, atau tidak mengerti mata
kuliahnya. Maka ada saat dimana aku hanya belajar satu jam sebelum UTS. Dengan alasan
berbeda 180o, dikarenakan agenda membentuk ‘lingkaran kecil’ tiap
minggunya.
Aku mungkin
sudah tersihir dengan firman Allah di surat Muhammad ayat tujuh. Dikatakan di
dalam tanda tersebut,
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah,
Niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
Walaupun
kadang aku terlena dengan janji Allah ini sehingga menyengaja aku tidak belajar
secara maksimal. Tapi sejauh ini, Allah SWT memang selau berbaik hati
menolongku dan memberikan kemudahan untukku dalam menjawab soal. Jangan Geer...
masih ada bagiaan do’a ayah dan ibu loh.. yang pastinya juga terlibat dalam
kelancaranku ini.
Jadi,,,
kalau kamu udah sedikitnya menolong agama Allah SWT, minta do’a kedua orangtuamu, dan belajar maksimal. Buat apa takut UTS BERSIH???? Yo po ra?? :)
Post a Comment