2

[Apa Kabar Indonesia] Jusuf Kalla


Quelle : inspirasibangsa.com
SONG OF THE DAY
Marshanda - dari Sujud ke Sujud [ download ]

Bahwa kita tidak bisa sepenuhnya mandiri tentu benar. Impor pasti ada. tidak ada negara yang mampu hidup tanpa membeli dari luar negeri. Tapi kita harus berusaha terus menguatkan kemampuan produksi kita. Contohnya pada zaman saya, ada impor beras tidak? Tidak kan? Padahal sebelumnya kita impor. Pada tahun 2008-2009 kita lakukan peningkatan produksi. Saya keliling Indonesia. Kita bagikan bibit yang bagus pada petani. Tapi begitu saya berhenti, impor lagi..
..............
Jusuf Kalla


Sebelumnya 3 pengusaha (GitaWirjawan, HT, dan Irman Gusman) telah ku komentari quotenya. At least kita sudah sampai di pengusaha ke-4, pengusaha terakhir yang disuguhkan oleh majalah Indonesia 2014 dan juga pengusaha terakhir yang akan kita bahas quotenya. Dan kalau berbicara tentang sosok beliau, siapapun pasti mengetahuinya. Siapakah sosok beliau? Yupp, dia adalah Jusuf Kalla, mantan orang no.2 di Republik Indonesia. Partner kerja SBY saat pertama kali beliau menjabat sebagai presiden.

Ketika membicarakan sosok beliau, kita pasti akan teringat dengan ketegasannya dalam berbicara dan mengambil keputusan. Walaupun memang terkadang cara beliau bicara blak-blakan terkesan terburu-buru dan tanpa pertimbangan. Tapi itulah beliau, tampaknya ketegasan ini didapat dari backgroundnya yang merupakan pengusaha sukses. Dan mungkin background inilah yang juga menghantarkan beliau tidak berhenti putus asa untuk menjadi orang no.1 Republik Indonesia.

Jika Gita Wirjawan dan HT berfokus pada pajak, Irman Gusman berfokus pada kemerataan pembangunan atas dasar desentralisasi, Jusuf Kalla berfokus pada impor-ekspor yang dilakukan pemerintah Indonesia. Sedikit menyanjung, pada saat beliau memimpin, impor beras dihentikan dan fokus pada peningkatan produksi. Saya tentu bersetuju dengan kebijakan ini. Walaupun tidak adanya impor beras tidak diimbangi dengan peningkatan ketahanan pangan. Kerena masih saja ada faktanya, anak negri yang makan dengan nasi aking hingga menyebabkan busung lapar.

Kebijakan ini seharusnya memberi harapan untuk sektor selain sektor pangan. Misalnya saja untuk sektor sumber daya alam seperti migas blok cepu dan natuna dan emas yang dikuasai freeport. Kita bisa kok -pasti- tanpa campur tangan asing memproduksi sumber daya alam yang sangat-sangat-sangat worted ini. Satu syaratnya, asal ada pengurusan yang menyeluruh bagi masyarakatnya, pun ditopang oleh sistem baru. Sebuah jalan baru bagi transformasi dan kebangkitan umat.

2 Comments


Terlepas dari ideologi, Jusuf Kala dan Dahlan Iskan itu negarawan praktis favorit teteh.

Ohya dek, paragraf terakhirnya mesti diperbaiki lagi. Kalimatnya belum rapih.:)

Terus menulis ya...


sama teh, aku juga suka jusuf kalla,,, :)
bahkan gara-gara baca majalah Indonesia 2014, aku jga jadi suka gita wirjawan. pemikirannya itu loh... kalo aku ngga ideologis aku pasti bakal ngebenerin semua kata-kata beliau...

Post a Comment

Copyright © 2009 Catatan Kecil Untuk Dunia All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.