1

[Apa Kabar Indonesia] Jejak Khilafah di Nusantara: Surat Untuk Khalifah


sumber: http://4.bp.blogspot.com/
Jika hari ini wacana khilafah sedang marak di Indonesia, walaupun dengan adanya monsterisasi khilafah akibat ISIS di Irak dan Suriah. Walaupun masih sedikit jua masyarakat yang benar-benar mengetahui khilafah, namun keawaman masyarakat kekinian berbanding terbalik dengan masa silam. Adalah sangat jelas dalam sejarah Indonesia, bahwa syariah Islam pernah secara formal diterapkan di bumi Nusantara. Tidak hanya itu, kesultanan di Indonesia miliki hubungan yang jelas dengan Kekhilafahan.

Menilik dari sejarahnya, para ahli sejarah mengakui bahwa kekhilafahan Islam eksis dan menjadi kekuatan besar. Setelah masa Khilafaur Rasyidin, di belahan Barat Asia muncul kekuatan politik yang menyatukan umat Islam dari Spanyol hingga Sind. Orang-orang mengenalnya sebagai Kekhilafahan Bani Umayah (660-749 M). Selanjutnya orang-orang pun mengenal Kekhilafahan Abbasiyah yang memimpin kurang lebih satu abad lamanya (750-870 M). Terakhir, orang-orang mengenal Kekhilafahan Utsmaniyah dengan Muhammad Al-Fatih sebagai pemimpin mereka yang berhasil menaklukan Konstantinopel. Kekuasaan yang berakhir hingga usia 1924 M.


Selama 13 abad berdiri, Khilafah telah mengamalkan dakwah dan jihad terhadap daerah disekelilingnya. Tidak terlepas, Cina yang berhadapan dengan wilayah Khilafah, telah mendorong tumbuh dan berkembangnya interaksi di Laut Cina Selatan, Selat Malaka, dan Samudera Hindia melalui perdagangan. Begitu halnya dengan interaksi Islam dan kultur islami yang secara otomatis bersedekap pada pendakwah Islam yang berprofesi sebagai pedagang.

Secara faktual, pada abad 16 dan 17, sejarah mencatat bahwa umat Islam di kepulauan Nusantara tengah menghadapi serangan Portugis dan Belanda. Sebagaimana yang telah kita ketahui, kedatangan para penjajah memiliki tujuan: demi merampas sumber daya alam (gold), menjalankan misionaris dan kristenisasi (gospel), dan demi kejayaan (glory).

Namun, ada sejarah yang tidak diceritakan pada abad 16 dan 17, yaitu adanya hubungan antara kekhilafahan Islam dan Nusantara saat itu dengan adanya bukti, yaitu dua pucuk surat pengakuan. Hal ini disebabkan Khilafah Islamiyah memiliki pengaruh besar hingga terasa eksistensinya ke Nusantara. Bagaimana tidak, umat Islam saat itu telah melakukan penaklukan-penaklukan yang berimbas pada nama Khilafah Islam sebagai superpower dunia sejak abad ke-7 M.

Bahkan ketika kekhilafahan berada di tangan Bani Umayyah (660-749 M), Maharaja Sriwijaya ―yang notabenenya beragama Hindu― pernah mengirimkan dua pucuk surat kepada khalifah Bani Umayyah. Surat pertama dikirim kepada Khalifah Muawiyah dan surat kedua dikirim kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Surat pertama ditemukan dalam sebuah diwan (arsip) Bani Umayah dengan pendahuluan surat sebagai berikut
“Dari Raja al-Hind yang kandang binatangnya berisikan seribu gajah, yang istananya terbuat dari emas dan perak, yang dilayani putri raja-raja, dan yang memiliki dua sungai besar yang mengairi pohon gaharu, kepada Muawiyah...“

Sedangkan surat kedua didokumentasikan oleh Abd Rabbih dalam karyanya, Al-Iqd al-Farid. Dimana digambarkan potongan surat tersebut sebagai berikut:
“Dari Raja Diraja..., yang adalah keturunan seribu raja.., kepada Raja Arab (Umar bin Abdul Aziz) yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada Anda hadia, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekadar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya hukum-hukumnya.“

Ibnu Tighribirdi, yang juga mengutip surat ini dalam karyanya, An-Nujum azh-Zhahirah fi Muluk Mishr wa al-Qahirah, memberikan kalimat tambahan pada akhir surat ini, yakni,
“´Saya mengirimkan hadian kepada Anda berupa bahan wewangian, sawo, kemenyan, dan kapur barus. Terimalah hadiah itu, karena saya adalah saudara Anda dalam Islam.“

Namun demikian, sekalipun ada kalimat, “Saudara Anda dalama Islam,” belum ada indikasi Maharaja Sriwijaya, yang pada saat itu dipegang kuasanya oleh Sri Indravarman, memeluk Islam.



1 Comments


Insya Allah, para mujahidin mampu kembali menciptakan negara yang
beasaskan syariat islam di bawah naungan khilafah islamiyah. amin
agar umat islam bisa hidup dengan damai
http://transparan.id !!

Post a Comment

Copyright © 2009 Catatan Kecil Untuk Dunia All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.