1
[Apa Kabar Indonesia] Jejak Khilafah di Nusantara: Surat Untuk Khalifah
Posted by Unknown
on
21:15
in
apa kabar indonesia,
jejak khilafah,
muawiyah,
nusantara,
raja sriwijaya,
surat,
umar
![]() |
sumber: http://4.bp.blogspot.com/ |
Jika hari ini
wacana khilafah sedang marak di Indonesia, walaupun dengan adanya monsterisasi
khilafah akibat ISIS di Irak dan Suriah. Walaupun masih sedikit jua masyarakat
yang benar-benar mengetahui khilafah, namun keawaman masyarakat kekinian
berbanding terbalik dengan masa silam. Adalah sangat jelas dalam sejarah
Indonesia, bahwa syariah Islam pernah secara formal diterapkan di bumi
Nusantara. Tidak hanya itu, kesultanan di Indonesia miliki hubungan yang jelas
dengan Kekhilafahan.
Menilik dari
sejarahnya, para ahli sejarah mengakui bahwa kekhilafahan Islam eksis dan
menjadi kekuatan besar. Setelah masa Khilafaur Rasyidin, di belahan Barat Asia
muncul kekuatan politik yang menyatukan umat Islam dari Spanyol hingga Sind.
Orang-orang mengenalnya sebagai Kekhilafahan Bani Umayah (660-749 M).
Selanjutnya orang-orang pun mengenal Kekhilafahan Abbasiyah yang memimpin
kurang lebih satu abad lamanya (750-870 M). Terakhir, orang-orang mengenal
Kekhilafahan Utsmaniyah dengan Muhammad Al-Fatih sebagai pemimpin mereka yang
berhasil menaklukan Konstantinopel. Kekuasaan yang berakhir hingga usia 1924 M.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjF9C6AC69tY-EvnZM7JELsbgMIKT1yReZjCCLFrC4_36-MZlokK2XSIAjh4Y86Fg6-ljZzM7qv3EHBJYQdKN9flkIeuUWV9451Y30cDZk_51kis8F5ipuCMa20asTr8x9uftDkoRQRlkFq/s1600/Indonesia-Milik-Allah----.jpg)
Secara faktual,
pada abad 16 dan 17, sejarah mencatat bahwa umat Islam di kepulauan Nusantara
tengah menghadapi serangan Portugis dan Belanda. Sebagaimana yang telah kita
ketahui, kedatangan para penjajah memiliki tujuan: demi merampas sumber daya
alam (gold), menjalankan misionaris
dan kristenisasi (gospel), dan demi
kejayaan (glory).
Namun, ada sejarah
yang tidak diceritakan pada abad 16 dan 17, yaitu adanya hubungan antara
kekhilafahan Islam dan Nusantara saat itu dengan adanya bukti, yaitu dua pucuk
surat pengakuan. Hal ini disebabkan Khilafah Islamiyah memiliki pengaruh besar
hingga terasa eksistensinya ke Nusantara. Bagaimana tidak, umat Islam saat itu
telah melakukan penaklukan-penaklukan yang berimbas pada nama Khilafah Islam
sebagai superpower dunia sejak abad ke-7 M.
Bahkan ketika
kekhilafahan berada di tangan Bani Umayyah (660-749 M), Maharaja Sriwijaya ―yang
notabenenya beragama Hindu― pernah
mengirimkan dua pucuk surat kepada khalifah Bani Umayyah. Surat pertama dikirim
kepada Khalifah Muawiyah dan surat kedua dikirim kepada Khalifah Umar bin Abdul
Aziz. Surat pertama ditemukan dalam sebuah diwan (arsip) Bani Umayah dengan
pendahuluan surat sebagai berikut
“Dari Raja al-Hind yang kandang
binatangnya berisikan seribu gajah, yang istananya terbuat dari emas dan perak,
yang dilayani putri raja-raja, dan yang memiliki dua sungai besar yang mengairi
pohon gaharu, kepada Muawiyah...“
Sedangkan surat
kedua didokumentasikan oleh Abd Rabbih dalam karyanya, Al-Iqd al-Farid. Dimana digambarkan potongan surat tersebut sebagai
berikut:
“Dari Raja Diraja..., yang adalah
keturunan seribu raja.., kepada Raja Arab (Umar bin Abdul Aziz) yang tidak
menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada Anda
hadia, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekadar
tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang
dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya hukum-hukumnya.“
Ibnu Tighribirdi,
yang juga mengutip surat ini dalam karyanya, An-Nujum azh-Zhahirah fi Muluk Mishr wa al-Qahirah, memberikan
kalimat tambahan pada akhir surat ini, yakni,
“´Saya mengirimkan hadian kepada
Anda berupa bahan wewangian, sawo, kemenyan, dan kapur barus. Terimalah hadiah itu, karena saya adalah saudara Anda
dalam Islam.“
Namun demikian,
sekalipun ada kalimat, “Saudara Anda dalama Islam,” belum ada indikasi Maharaja
Sriwijaya, yang pada saat itu dipegang kuasanya oleh Sri Indravarman, memeluk
Islam.