0
[Catatan Harian] Jalan Kaki
SONG OF THE DAY
Justice Voice - Senyum dong Fren [ download ]
![]() |
Gambar Google |
Pagi hari
tadi aku berkesempatan untuk rapat di Bandung bersama beberapa orang dari
Jatinangor. Waktu rapat dimulai pukul 09.00 WIB. Otomatis kami yang dari
Jatinangor diharuskan untuk keluar pagi-pagi dari sarang. Aku berangkat bersama
seorang adik yang memang satu kostan denganku. Perlu angkot sekali untuk sampai
ke Pangkalan Damri sedang jarum jam tanganku menunjukkan pukul 06.40 WIB. Waktu
ramai-ramainya anak-anak berangkat sekolah.
Jam
sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB saat aku menaiki Bus Damri jurusan
Jatinangor-Dipati Ukur. Aku dan si adik bertemu lagi dengan dua orang teman. Berempat.
Kami sama-sama menaiki Damri yang paling tidak butuh waktu maksimal dua jam
untuk sampai di Dipati Ukur. Hanya saja kali ini berbeda, banjir Rancaekek membuat
jalanan lumpuh total. Damri kami otomatis
terjebak macet. Tak bergerak sama sekali. Padahal perjalanan kami baru sampai IPDN. Sang
supir akhirnya menyerah dan menyuruh penumpangnya untuk turun. Berjalan mencari
alternatif lain ke Dipati Ukur.
Kami
berempat pun berjalan. Terus berjalan. Bebas. Ditengah-tengah kendaraan,
seperti mampu menghentikan waktu. Tak seperti biasanya yang hanya memargin di
trotoar. Sampai akhirnya Allah mendengar do’a kami. Sedikit demi sedikit
kemacetan terurai. Sedikit demi sedikit pula harapan kami kembali bercahaya.
Tepat
di belokan Cileunyi kami berhenti dan kembali menunggu setelah kami berjalan
sekitar dua kilometer jauhnya. Awalnya kami berniat untuk naik angkot dengan
konsukuensi dua kali turun-naik dan ongkos yang lebih mahal. Tapi ternyata, Bus Damri pun tak lama kemudian lewat. Bus Damri yang
sama yang tadi kita tumpangi. Yang supirnya menyuruh kami untuk turun.
Jadi untuk apa kita berjalan sejauh itu jika pada akhirnya kita tetap
pada pilihan yang sama? Aaahh… mungkin Allah sedang inginkan kami untuk
berolahraga sebentar.
Pada akhirnya rapat yang diagendakan jam 09.00 WIB harus mengalami
penundaan. Bukan karena para aktivisnya yang tak bisa tepati janji. Kami sudah
berusaha untuk tepat waktu. Hanya saja,
Allah sedang berkata lain. Kata-kata yang indah sekali. :)
Post a Comment