0

[Dialogue] Hitam Putih Kutub Manusia

Posted by Unknown on 07:12 in , , ,
Jangkung: (tertawa) Kau ini bayi, Kalong! Cobalah belajar bernafas dulu! (kalong bernafas dan gerak) Satu langkah kebenaran berjalan, Kalong, sepuluh langkah kejahatan melampauinya. (Kalong bernafas dan gerak) Kebenaran pontang-panting. (Kalong meningkat) Kalong. Apa warna kebenaran?

Kalong: Putih, Guru.

Jangkung: Dan warna kejahatan?

Kalong: Hitam

Jangkung: O, jadi kehidupan ini hitam putih. Yang putih dipuja, yang hitam dikutuk?

Kalong: Tidak. Karena manusia berwarna putih sekaligus hitam.

Jangkung: Dimanakah rumah persemayaman bagi warna hijau, kuning, ungu, biru, atau kelabu?

Kalong: Juga di sel-sel darah setiap manusia. Nilai kehidupan berkutubkan putih dan hitam, tapi manusia menelan semua warna.

Jangkung: Sehingga wajah dan kepribadiaannya tidak menentu?

Kalong: Ya. Tidak menentu. Tapi juga kaya, karena itu. Manusia memilih satu atau dua warna untuk dipoleskan di wajahnya, dan itu bisa berganti setiap pagi dan sore.

Jangkung: Atas pertimbangan apa manusia mengganti warna? Kebaikan? Keindahan? Kebahagiaan? Ketentraman?

Kalong: Selera, dan keuntungan. Manusia tidak terutama berpikir baik atau buruk, melainkan enak atau tidak enak, menguntungkan atau tidak menguntungkan...

Komentar:
Begitu aku membaca secuil naskah lakon tradisi „Perahu Retak“ karya Emha Ainun Nadjib, jujur saja aku begitu terkesima dan benar-benar jatuh cinta pada karya beliau. Beliau memang seringkali menghembuskan nafas Islam dalam setiap karyanya. Masterpiecenya.

Dialog antara tokoh Jangkung si Guru Pengembara dan Kalong si Murid benar-benar mensifati manusia setuhnya. Aku bersetuju bahwa ada dua kutub dalam diri manusia. Kutub yang putih dan yang hitam. Kaum China menyebutnya keseimbangan. Yin dan Yang. Tapi tetap, manusia memiliki warna lain dalam dirinya, yang membuat manusia semakin berwarna.

Karenanya, manusia mampu memilih warna yang akan dikenakannya. Bisa biru, ungu, kelabu, hijau, dll. Karenanya pula warna yang dipilih manusia mampu berganti siang dan sore. Pagi dan malam. Berbicara mengenai pergantian waktu, aku jadi teringat sebuah hadits Rasulullah yang berbunyi:
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia.” (HR. Ahmad No. 8493)

Pun aku bersetuju ketika Emha Ainun Nadjib menyebutkan pilihan manusia kebanyakan hanya berdasarkan selera dan keuntungan. Karena memang begitu dan beginilah manusia. Cenderung absurd dalam menjalani hidup. Kepentingan ke“aku“an memang cenderung lebih diutamakan. Pada akhirnya manusia akan kalah terhadap nafsu. Dimakan oleh kerakusan dirinya sendiri.

Aku punya sebuah tips untuk menangkal kekalahan manusia. Kekalahan kita terhadap diri kita sendiri. Satu tips gampang-gampang sulit. Hanya satu tips untuk kaum muslim. Hiduplah sesuai apa yang Allah syari’atkan. Dan semua selesai. Kita menang. 

0 Comments

Post a Comment

Copyright © 2009 Catatan Kecil Untuk Dunia All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.