2
[Percikan] Empat Tipe Manusia
Posted by Unknown
on
08:17
in
keimanan,
kepribadian islam,
klasifikasi,
manusia,
percikan,
syariah dan khilafah
SONG OF THE DAY
Opick - Kesaksian Diri [ download ]
![]() |
Gambar Google |
Sekarang lagi zamannya ngga sih, mengkarakteristikkan
seseorang berdasarkan tipe tertentu? Ada yang menyukai aktivitas panjat gunung,
lantas terciptalah karakteristik manusia berdasarkan aktivitas tersebut. Ada
yang menyukai binatang, lantas terciptalah karakteristik mahasiswa berdasarkan
kesukaannya terhadap binatang. Ada kupu-kupu, kuda-kuda, kura-kura, dll.
Namun jauh sebelum tipe-tipean ini menjamur dalam
masyarakat. Khalil bin Ahmad al-Bishri telah menggolongkan empat jenis manusia
di muka bumi ini. Sekiranya penggolongan ini mampu menjadi renungan kembali
terkait tujuan manusia, terutama sebagai seorang muslim.
Tipe pertama dikatakan sebagai Rajul[un] la yadri wala yadri annahu la
yadri (seseorang yang tidak tahu dan dia tidak tahu bahwa dirinya tidak
tahu). Orang jenis ini adalah orang yang bodoh dalam agama, tetapi ia tidak
menyadari kebodohannya. Ciri-cirinya adalah, ia sering bersikap sok pintar dan
seringkali menolak kebenaran meskipun secara terang-terangan terdapat dalam
Al-Qur’an maupun Sunnah Rasul.
Bagaimana kita tahu
bahwa kita termasuk tipe pertama ini? Mudah sekali. Misalnya dalam hal pakaian
yang di aturkan oleh Allah kepada muslimah. Para muslimah tentu tahu, bahwa
Allah telah aturkan kewajiban bagi muslimah tuk tutupi auratnya dengan hijab
berupa kerudung dan jilbab, tapi kemudian mereka mengingkarinya.
Atau hati-hati jika
kita alergi terhadap syariah dan khilafah dan malah memuja demokrasi, serta
paham-paham buatan manusia sedang tak pernah mempelajari Islam sebagai sebuah
aturan sempurna.
Tipe kedua dikatakan sebagai Rajul[un] la yadri wa yadri annahu la yadri
(seseorang yang tidak tahu dan dia tahu bahwa dirinya tidak tahu). Orang jenis
ini adalah orang yang awam dalam hal agama, tetapi amat menyadari keawamannya.
Karena itu, ia selalu berusaha menambah pengetahuan dan wawasannya. Ia rajin
mendatangi majelis-majelis ilmu, membaca banyak buku, banyak bertanya kepada
orang yang lebih tahu, dan yang pasti ia tidak akan pernah alergi terhadap
siapapun yang menyampaikan kebenaran kepada dirinya, maka kebenaran akan
menemukan jalannya sendiri untuk mencapai manusia dengan tipe kedua ini.
Dan jika kebenaran
sejati telah ia dapatkan, maka kebenaran itu akan tetap ia pegang teguh juga
diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari. Secepat ia mampu untuk
melaksanakannya.
Tipe ketiga dikatakan sebagai Rajul[un] yadri wala yadri annahu yadri
(seseorang yang tahu tetapi dia tidak tahu bahwa dirinya tahu). Tipe ketiga ini
tercermin dalam pribadi-pribadi cerdas lagi berpengetahuan, namun pengetahuan
dan keilmuannya tidak berkorelasi dengan perilaku dan tindakannya. Sedang dalam
Islam, kita ketahui bahwa yang disebut sebagai kepribadian Islam adalah satunya
pikiran dan aplikasi dalam tindakan sesuai dengan hukum syara. Maka tipe ketiga
merupakan manusia-manusia dengan kepribadian Islam yang kacau.
Waspadai tipe ketiga
ini! Karena tipe ketiga miliki banyak ciri-ciri.
Tipe ini banyak tersebar di kaum intelektual. Juga para
alim ulama yang mengerti agama Islam. Pasalnya, banyak dari mereka yang tahu
bahwa menerapkan syariah Islam secara total
dalam kehidupan adalah sebuah kewajiban, tetapi mereka mau tak mau untuk
mengusahakannya. Jika pun mereka melaksanakan hanya terbatas pada level
pribadi.
Tipe ini juga menjangkiti orang yang biasa-biasa saja
pengetahuan agamanya. Lihat saja di sekeliling kita, masih saja ada yang tidak
mengindahkan kewajiban Allah yang umum dimaknai sebagai kewajiban, seperti
sholat lima waktu atau puasa di bulan Ramadhan.
Hati-hati juga bahwasanya para pengemban dakwah pun boleh
jadi ada dalam daftar tipe ketiga ini. Karena tak sedikit dari para pengemban
dakwah yang mengetahui di luar kepalanya hakikat bagi dakwah, namun menomor
sekiankan kegiatan dakwahnya. Naudzubillah.
Tipe keempat dan merupakan tipe
terakhir dikatakan sebagai Rajul[un]
yadri wa yadri annahu yadri (seseorang yang tahu dan dia tahu bahwa dirinya
tahu). Bagaimakah ciri tipe keempat ini? Apakah sahabat sudah bisa menebaknya?
Benar sekali. Tipe keempat merupakan jenis manusia terbaik. Ia adalah seseorang
yang memiliki kebulatan iman. Bisa saja ia adalah seorang ulama yang
benar-benar mengamalkan ilmu mereka. Bisa juga para pengemban dakwah yang
menjadikan aktivitas utamanya adalah dakwah. Apapun ia lakukan demi dakwah
hingga dakwah menjadi poros hidup dimana kehidupan dunia mengelilinginya. Dan
memungkinkan juga bagi siapapun yang satu tindakan dan perilakunya atas
ucapannya. Merekalah muslim sejati yang patut kita teladani. Dan semoga kita
termasuk di dalamnya.
Sumber : Majalah
Al-Wa’ie no.134 (dengan gubahan dan perubahan)