0
[Catatan Harian] Kinder- und Jugendliteratur
Posted by Unknown
on
07:16
in
buku bagus,
catatan harian,
kehidupan mahasiswa,
kinder- und jugendliteratur,
puzzle kehidupan,
review,
theo haut ab
[Islamologi] Susunan Puzzle yang Utuh : Keimanan yang Kaffah
Dan bahwa Islam adalah
kebenaran. Dapat dipastikan adanya.
Tak hanya sebatas
dogma. Ini rasional. Dapat dibuktikan.
Telah kutuliskan fakta masuk akal eksistensi Allah swt, role model sempurna, Rasulullah, dan kemulian penciptaan Al-Qur’an.
![](http://www.blogger.com/img/icon18_edit_allbkg.gif)
[Artofolio] Puisi Perjuangan
Sahabat,
ada kalanya kita senang
Hingga
satu titik, duka menyerang
emosi
itu anugerah,
asal
kita tahu bagaimana membuatnya indah
sahabat,
kita pernah berusaha,
pantang
putus asa...
tapi
ada saatnya kita tahu,
saat
ini tak tepat waktu,
hingga
kita pasrah,
walaupun
tetap tak menyerah...
sahabat,
tetaplah untuk bermimpi,
mimpi
yang akan menghangatkan diri,
walau
kadangkala kita jatuh,
hingga
kita berteriak mengaduh...
sahabat,
Allah s.w.t akan bersama orang-orang sabar
juga
orang-orang yang tak kenal gentar,
seperti
kita, yang menyeru pada kebaikan,
hingga Islam
tersampaikan...
![](http://www.blogger.com/img/icon18_edit_allbkg.gif)
[Catatan Harian] Mitos sebagai Tanda
Posted by Unknown
on
00:03
in
catatan harian,
gunung pegat,
khilafah islamiyah,
khurafat,
memori,
mitos,
puzzle kehidupan,
turki utsmani,
wonogiri
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs-1t-q2axPRhpU4wRg58G6BlxBSuTFZlVmnDG-q4D_xgWH8q_Z5a4jH6Kk3JkLZGHjZ7EwVHl5sCo3t03ZWa3zg6QR0HkTCWyK8d6NkczHF4DLpJ5mnDRV-0qf4WGFnZgOEzhWb8nxzai/s400/gunung.jpg)
Saat saya mengetik “Mitos di jawa’’ di laptop. Beberapa detik kemudian, seperti sihir, beribu-ribu hasil muncul dilayar. Lewat mata kuliah semiotik, saya mengetahui bahwa mitos tidak semata-mata sebuah nama dan sekedar kepercayaan. Di lihat dari sisi ilmiah, mitos sangat berkaitan dengan simbol. Sebuah tanda yang timbul akibat kesepakatan yang terjalin ―Aming menyebutnya sebagai konspirasi―. Bahasa merupakan contoh dari eksistensi simbol. Kita sepakat bahwa huruf yang menyerupai segitiga disebut huruf A kapital.
Kembali
lagi pada mitos yang saya telusuri. Tersebutlah mitos yang kemudian menarik
perhatian dan membuat saya mengingat satu memori. Tertulis di sebuah blog
―kalau tidak salah ingat―, “Jika kita akan menikah. Dan di perjalanan ke tempat
resepsi melewati gunung pegat, maka rumah tangganya akan rentan dengan
perceraian.”
Ya, mitos ini membangkitkan memori. Dulu sekali, saya sudah pernah
mendengar mitos ini. Sekitar dua tahun lalu saat kami sekeluarga dalam perjalanan menuju tempat Ayah dibesarkan. Ayah menuturkan mitos ini. Dengan sangat gamblang. Dengan sangat jelas. Dan
beginilah saya,
dengan khidmad mendengarkan sejarah keluarga kami.
Dulu sewaktu ayah dalam perjalanan ke rumah Ibu. Hari
dimana semuanya akan berbeda mulai hari
itu. hari pernikahan mereka. 21 April 1991. Almarhum Mbah Kakung meminta
ayah untuk tak melewati jalan yang biasa dilewati untuk ke kota. Padahal jalan
tersebut adalah rute tercepat. Jalan memotong
untuk mencapai kediaman ibu.
Permintaan tersebut adalah
karena sebuah mitos. Ya, mitos yang
baru aku ingat setelah tadi sibuk menelusur internet. “Jika kita akan menikah.
Dan di perjalanan ke tempat resepsi melewati gunung pegat, maka rumah tangganya
akan rentan dengan perceraian.”
Gunung pegat. Sebuah istilah yang dibuat untuk
mendeskripsikan perpotongan antara gunung satu dan gunung lainnya. Analoginya
adalah gambar dua buah gunung yang gemar sekali dibuat anak Indonesia. Potongan
gambar yang tampak mengerucut ke bawah, itulah yang disebut gunung pegat.
Letaknya di kawasan Ngadiroyo, kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri.
Dan permasalahannya, jalan yang biasa kami lewati
―yang juga aku lewati saat ayah menceritakan kisah ini― terletak di
tengah-tengah gunung pegat. Dan mitos ini yang membuat Mbah Kakung khawatir.
Ayah akhirnya memilih menuruti kekhawatiran Mbah dengan mengambil jalan memutar
dengan waktu yang lebih lama. Bukan. Bukan karena Ayah percaya akan mitos
tersebut. Ayah hanya menenangkan hati Mbah
Kakung.
Ya, mitos memang masih erat dalam masyarakat
Indonesia. Ia selalu terpelihara lantaran efektif dalam proses pembelajaran.
Seringkali mitos bisa dicerna dengan akal, tatkala ia pun lantaran sesuai
dengan cara Islam bekerja. Seringkali jua ia menjadi sebuah hal yang tidak make sense, kita
hanya dituntut untuk percaya. Tanpa tanya. Tanpa diskusi terkait. Stagnan
dengan kata “Udah dari sananya.”
Seorang muslim yang cerdas tak perlu ragu dalam
menyikapi sebuah mitos. Ia akan secara sadar. Tak perlu ditakut-takuti ―dalam
tanda petik― oleh mitos sehingga ia takkan melakukan hal tersebut. Misalnya,
terkait mitos “Kalau mau maghrib ngga boleh keluar, nanti diculik wewe gombel”.
Toh, tanpa adanya mitos tersebut seorang muslim memang seharusnya berada di
ruangan untuk akhirnya sholat. Syukur-syukur sholat berjama’ah.
Mitos, sekali lagi, tidak boleh hanya dipandang
sebagai mitos. Ada simbol dan maksud yang tertanam di dalamnya. Seringnya mitos
dapat mengantarkan dan menjerumuskan muslim sedalam-dalamnya pada syirik. Percaya
sesuatu selain apa yang telah digariskan Allah SWT. Mitos sekaligus menjadi penanda
kebodohan kaum muslim dan jauhnya mereka dengan syariat Allah.
Oleh karena itu, Bagi
seorang muslim, cukuplah Allah SWT sebagai tonggak perbuatan apa yang akan
dilakukan. Benar dan salahnya juga tak melenceng dari aturan Allah SWT. Selalu
menghadirkan Allah di setiap perbuatannya. Seperti ungkapan Ust. Yusuf Manshur
: Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.
![](http://www.blogger.com/img/icon18_edit_allbkg.gif)
[Catatan Harian] Rindu yang Membeku
Kebekuan ini kuberi nama rindu. Tegak, kokoh, bagaikan karang yang berada
dalam lautan badai.
Aneh, rindu ini tak juga mencair. Lautan membadai saja tak bisa meretakkan kebekuan ini.
Lalu bagaimana harus kucairkan? sementara semakin mengeras saja kerinduan ini.
Aneh, rindu ini tak juga mencair. Lautan membadai saja tak bisa meretakkan kebekuan ini.
Lalu bagaimana harus kucairkan? sementara semakin mengeras saja kerinduan ini.
Semarak ramadhan terasa indah. Hanya satu yang terasa kurang. Keluarga. Ya,
awal Ramadhan pertama yang kulalui tanpa keluarga disampingku. Tidak ada Ibu,
Ayah dan adik. Sebuah pilihan berat kuambil, menetap di perantauan. mengambil
sejenak semester alih tahun demi sekedar memendekkan usia perkuliahan. Dan ini
memang sebuah pilihan yang sangat berat.
![](http://www.blogger.com/img/icon18_edit_allbkg.gif)
[Islamologi] Silaturahmi dalam Bingkai Reuni. Benarkah?
Posted by Unknown
on
21:11
in
fiqih kontemporer,
islamologi,
puzzle kehidupan,
reuni,
silaturahmi,
silaukhuwah
[Islamologi] Kepingan Terakhir Puzzle Keimanan : Rasulullah, Sang Pembawa Islam
[SangSingSong] Rasulullah - The Zikr
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXbAt7aF4IDkzPSsn3-AMOr5RZpwV625WGZIwYfCcJnR4cRc9PFdHppee8YMvQV0ijDGpe6nwlwt7Zww6YnEvQtWoiazRRzavfLJEplu96UHWoRjH3_xHlFs64GbstfzOzGcaZoaWdr9tq/s320/muhammad-rasulullah122.jpg)
Kami susuri lembaran sirahmu
Pahit getir perjuanganmu
Membawa cahaya kebenaran
Engkau taburkan pengorbananmu
Untuk umat mu yang tercinta
Biar terpaksa tempuh derita
Cekalnya hatimu menempuh ranjaunya
Tak terjangkau tinggi pekertimu
Tidak tergambar indahnya akhlak mu
Tidak terbalas segala jasa mu
Sesungguhnya engkau rasul mulia
![](http://www.blogger.com/img/icon18_edit_allbkg.gif)
[Catatan Harian] Sekat dan Batas
Batas
bukan berarti tegas berhenti...
Sekat
mengajari kita untuk tak terlampau batas...
Batas
mengajari kita untuk tetap berpijak di Bumi-Nya...
Lewat
sekat dan batas, kita belajar untuk bersabar...
Pasti ada beberapa hal yang menarik
setiap akhir dari mata kuliah Dasar-dasar Filsafat (DDF) yang kuambil saat
semester pendek lalu. Menarik, tapi selalu membuat pusing kepalaku kambuh. Bagaimana
tidak, karena filsafat mengharuskan aku untuk berpikir mendetail.
![](http://www.blogger.com/img/icon18_edit_allbkg.gif)
[Catatan Harian] Ujian Tengah Semester Punya Cerita
Posted by Unknown
on
23:37
in
catatan harian,
kehidupan mahasiswa,
puzzle kehidupan,
ujian tengah semester
[Islamologi] Puzzle Kedua : Al-Qur’an, Sebenar-benarnya Petunjuk
“Ada suatu masa dimana
kau sangat agung.
Tak hanya dibaca, kau
dihafalkan, dan petunjukmu ramai-ramai diambil.
Tapi itu dulu. Kini, keberadaanmu
banyak dilupakan.
Kedudukanmu yang agung
pun tak tersisa.
Satu-satunya
ketinggianmu kini saat dimana kau sebagai alat sumpah.
Di sisi lain, rupamu
berdebu, tak tersentuh, terabaikan. Hanya sebatas alat pengusir setan. Apakah
maknamu kini lekang oleh waktu?”
Jarang sekali kulihat mahasiswa
membaca Al-Qur’an di kampus, kalau bukan di pelataran masjid atau
mushala-mushala. Yang kini banyak kulihat adalah laptop-laptop menyala yang
berdiri apik di meja-meja taman. Alunan dari ketikannya tak semerdu bacaan yang
terlontar ketika melafadzkan tanda-tanda dalam kitab.
Aku sadar, banyak orang kini tak
mengindahkan firman Allah SWT. Entah apa alasan sesungguhnya. Mungkin karena setan-setan yang semakin gigih berusaha? Ahhh, jangan salahkan keberadaan setan
jika dirimu sendiri serupa dengan mereka. Jahat, tamak dan sombong.
![](http://www.blogger.com/img/icon18_edit_allbkg.gif)
[Catatan Harian] Orang Bilang Aku Pembangkang
Posted by Unknown
on
22:26
in
catatan harian,
harapan,
kotak pandora,
mitologi yunani,
puzzle kehidupan
Aku merasakan, ada
saat dimana hati ini tidak setuju dengan apa yang terjadi di sekitar. Diam adalah sikap yang kuambil saat itu. Kusimpan saja ketidaksetujuanku dalam kotak kecil di hati. Tak hanya satu, tapi kejadian ini terus berulang. Kini, kotak itu
telah penuh sesak hingga muak ingin muntah. Kotak ini pun berubah menjadi kotak pandora, sebuah kotak rahasia yang siap menumpahkan segala sesuatu yang termuat di
dalamnya.
![](http://www.blogger.com/img/icon18_edit_allbkg.gif)
[Artofolio] Cuma Manusia
Cuma
manusia,
Lemah,
Bahkan
menghentikan laju waktu saja,
Tak
mampu...
Lalu
bagaimana dengan memanjangkan usia?
Cuma
manusia,
Sombong,
Sanggup
memikul beban yang tak mampu dipikul selainnya,
Seakan
lupa bahwa ada kekuatan besar di sekeliling,
Sang
Pengatur...
Cuma
manusia,
Tak
berdaya,
Pada
harta, tahta dan keluarga,
Pada
harta, ia buta,,
Pada
tahta, ia terbata,,
Pada
keluarga, ia menganga,,
Cuma
manusia,
Tak
berarti apa-apa,
Tak
berharga, sama sekali..
Di
hadapan dzat,
Yang
maha segala-galanya...
Cuma
manusia,
Tak
pantas mengatur,
Tak
pantas mencipta,
Hanya berjalan sesuai
aturan...
Minggu,
18 Desember 2011 22:08
![](http://www.blogger.com/img/icon18_edit_allbkg.gif)
Subscribe to:
Posts (Atom)
Postinganku
-
▼
2012
(22)
-
▼
December
(9)
- [Apa Kabar Indonesia] Perempuan dan Jeratan Perbud...
- [Catatan Harian] Kinder- und Jugendliteratur
- [Islamologi] Susunan Puzzle yang Utuh : Keimanan y...
- [Artofolio] Puisi Perjuangan
- [SangSingSong] Star5 – Penghambaanku
- [Catatan Harian] Mitos sebagai Tanda
- [Review Singkat] Tere Liye - Bidadari-Bidadari Surga
- [Catatan Harian] Rindu yang Membeku
- [Islamologi] Silaturahmi dalam Bingkai Reuni. Bena...
-
►
November
(13)
- [Islamologi] Kepingan Terakhir Puzzle Keimanan : R...
- [SangSingSong] Rasulullah - The Zikr
- [Catatan Harian] Sekat dan Batas
- [Catatan Harian] Ujian Tengah Semester Punya Cerita
- [Islamologi] Puzzle Kedua : Al-Qur’an, Sebenar-ben...
- [SangSingSong] Rumus Canggih – Justice Voice
- [Catatan Harian] Orang Bilang Aku Pembangkang
- [Artofolio] Cuma Manusia
-
▼
December
(9)
Laman
My Friend :)
About Me
Pengunjung Blog :)
suara perubahan
Powered by Blogger.