1
[Dialogue] Psikopatkah dirimu?
Rabu lalu aku menghadiri sebuah
seminar. Agaknya seminar ini sedikit membuatku bosan hingga aku asyik mengobrol
dengan teman disebelahku #JanganDicontoh
E :
“Nisya, aku punya empat buah pertanyaan yang dapat mengungkapkan apakah kamu termasuk
kategori psikopat atau ngga.“
Nisya : “Tapi aku ngga pernah punya niat untuk membunuh. Lagian emang
kebukti gitu?“
E :
“Pertanyaan ini itu pertanyaan yang bocor dari seorang psikolog. Psikolog suka
memberikan pertanyaan ini jikalau ada penjahat yang menurut mereka psikopat.
Dari beberapa pertanyaan yang bocor cuma empat.“
Nisya : “Apa aja E pertanyaanya?“
E :
“Pertanyaan pertama; kamu adalah seorang pembunuh yang ingin membunuh
seseorang. Tiba-tiba seseorang tersebut melarikan diri ke dalam sebuah lemari
dan mengunci dirinya. Kamu dalam posisi tahu Sya, persembunyiannya. Apa yang
akan kamu lakukan?“
Nisya : “Ngeri ya pertanyaannya E. Ehmm, aku bakal nyari benda buat
ngebuka paksa lemari itu dan langsung aku bunuh. #BerharapCemas
E :
”Kamu lulus. Kamu bukan psikopat. Kalo kamu seorang psikopat maka kamu bakal
nunggu sebentar sampai orang yang kamu bunuh merasa aman dan membuka pintu dengan
sendirinya. Dan saat itu kamu langsung membunuhnya.
Nisya : ”Ngeri…. Lanjut E.”
E :
”Pertanyaan kedua; kamu tinggal di apartemen tingkat paling atas. Pada saat
kamu sedang memandang ke bawah ada seorang pembunuh yang sedang melakukan aksi
pembunuhan. Tiba-tiba mata kalian ―kamu dan pembunuh― bertemu.
Kira-kira apa yang dilakukan si pembunuh saat melihat kamu?
Nisya : ”Si Pembunuh sedang melotot ke aku E.”
E :
“Salah Sya. Eh, maksudnya kamu bukan psikopat ding. Kalau kamu psikopat kamu
akan jawab si Pembunuh itu akan tetap melotot ke kamu dan akan menghitung
lantai satu-persatu hingga pembunuh itu tau kamu dilantai berapa. Sambil
tersenyum padamu.”
Nisya : ”Lanjut E. Bulu kuduk aku udah berdiri. Brrr.”
E :
”Pertanyaan ketiga; ada anak kecil yang diberikan hadiah bola dan sepeda oleh
ayahnya. Tapi tidak seperti anak-anak kebanyakan, anak kecil tersebut malah
menolak hadiah dari Sang Ayah. Menurut Nisya kenapa anak itu menolak
hadiahnya?”
Nisya : ”Karena ngga suka. Salah khan E?” #BerharapCemas
E :
”Iya Sya salah. Karena seorang psikopat akan berpikir bahwa anak itu ngga punya
kaki.“
Nisya : “Aku jadi penasaran. Apa jawaban setiap psikopat selalu sama?”
E :
”Iya Sya. Karena temen aku yang juga diajuin pertanyaan si anak dan si bapak ini,
ngejawab karena kakinya buntung.”
Nisya : “Oke. Pertanyaan terakhir E.“
E : ”Pertanyaan terakhir tempatnya di
pemakaman; ada anak kembar bernama Martha dan Bertha yang menghadiri pemakaman
Ibunya yang meninggal. Kemudian mereka bertemu dengan seorang laki-laki
tampan dan langsung suka. Esoknya Bertha ditemukan meninggal terbunuh yang
ketika ditelusuri Marthalah pembunuhnya. Kira-kira
kenapa Martha membunuh Bertha?
Nisya : ”Mungkin karena cowok tampan tadi lebih
suka Bertha. Makanya Martha jadi kalut.”
E :
”Salah. Coba deh pikir, Martha ketemu cowoknya dimana? Di pemakaman
khan Sya? Berarti untuk ketemu si cowok lagi, harus ada pemakaman selanjutnya.”
Nisya : ”Cukup E. Aku ngerasa serem banget denger
jawaban pertanyaan ketiga sama keempat. Untung aja aku ngga ada jiwa
psikopatnya. Haha. Tapi aku juga ngga mau ngebunuh orang kali E.”
Komentar:
Saat aku
mendapat pertanyaan ini, sebenarnya ada rasa tidak percaya. Tapi semalam,
saat aku bertanya pada teman yang studi di psikologi. Ia mengaamiini pertanyaanku.
Pertanyaan itu memang ada dan benar mampu mengindikasikan seseorang itu psikopat
atau tidak dari jawabannya. Jawabannya memang tidak selalu sama, tapi sangat
dekat maknanya. Seperti teman E yang menjawab “kaki buntung“ sama dengan “tak
punya kaki“.
Bergidik.