0
[Percikan] Rasa Malu Seorang Hamba kepada Allah SWT
Posted by Unknown
on
20:00
in
Allah,
aturan islam,
cinta,
demokrasi,
kebebasan,
keimanan,
liberalisme,
malu,
percikan,
rasulullah
SONG OF THE DAY
Alarm Me - Alaf Baru [ download ]
”Sesungguhnya semua
Agama itu mempunyai akhlak, dan akhlak Islam itu perangai malu”. (HR. Imam
Malik)
Dalam sebuah hadits
riwayat Bukhari dan Abu Dawud, Rasulullah bersabda sesungguhnya malu itu
sebagian dari iman. Bukan sembarang malu, karena dalam konteks ini, malu yang
dimaksud adalah malu kepada Allah SWT. Malu yang sejalan dengan keimanan hamba
kepada Penciptanya. Semakin malu ia terhadap Allah, maka semakin bertingkat
keimanannya.
Sayangnya jika kita
melihat fakta dilapangan kekinian, aktivitas malu terhadap Allah semakin hari
semakin terkikis. Hal ini mampu disebabkan oleh Liberalisme, dengan pilar
kebebasannya yang empat, yaitu kebebasan beragama (freedom of religion), kebebasan berpendapat (freedom of speech), kebebasan kepemilikan (freedom of ownership), dan kebebasan bertingkah laku (personal freedom).
Empat pilar kebebasan
ini pada dasarnya adalah paham yang ‘tak kenal rasa malu’. Tak percaya? Berbicara
mengenai kebebasan beragama, tengoklah Asmirandah yang pindah keyakinan hanya
demi cinta pada manusia. Sah-sah saja memang dalam hukum positif Indonesia,
karena perkara keyakinan adalah perkara individu yang tak boleh ada pihak yang
mengganggu. Namun tak malukah ia pada Allah atas perbuatan menafikkan Islam?
Untuk kebebasan berpendapat, tengoklah apa kata Jaringan
Islam Liberal. Ketika Al-Qur’an dengan jelas menyatakan haram terhadap khamr.
Ulil Abshar Abdalla berkicau dengan sebuah sangkalan dalam media tweeter.
Tak malukah Ulil berpendapat sedang pendapatnya sudah
jelas salah? Pertanyaan selanjutnya, mengapa yang ngaco begini masih ada
pengikutnya? #TepokJidat
Lain halnya dengan kebebasan kepemilikan, nyata ada dalam
kehidupan orang-orang berduit. Satu pulau milik pribadi seperti Allan Island yang
dimiliki oleh Paul Allen. Apapun yang ada di dunia ini bebas dimiliki oleh
seseorang asal ia memiliki uang untuk membelinya. Padahal Allah dan Rasul-Nya
cintai kesederhanaan. Tak malukah mereka menghambur-hamburkan harta saat masih
ada yang makan dengan nasi aking?
Dan untuk kebebasan
bertingkah laku, lihatlah sosok muslimah disekeliling teman-teman. Mana yang
lebih banyak? Yang menutup auratnya atau yang memamerkannya pada khalayak
ramai? Katanya ini adalah hak mereka. Rambut yang tergerai indah, tubuh bak
gitar spanyol, kulit putih merona bagai porselen, mengapa harus rapat tertutup?
Padahal Allah
telah wajibkan tutupi aurat dengan jilbab dan kerudung. Tak malukah muslimah
kekinian dengan para shahabiah yang segera dalam ketaatan tanpa berpikir ulang?
Oleh karena itu, wajar jika produk yang dihasilkan adalah
manusia yang tak kenal rasa malu terhadap Allah swt. Ibnu Mas’ud menuturkan
bahwa Rasulullah pernah bersabda:
“Sesungguhnya di
antara kalam nubuwwah (ungkapan kenabian) pertama yang dipahami manusia adalah,
“Jika kamu tidak punya rasa malu, berbuatlah sesukamu!“ (HR. Bukhari)
Ibn Hajar berkomentar terhadap hadits di atas, bahwa kalimat
“berbuatlah sesukamu“ adalah kalimat
perintah yang mengandung konotasi berita, yakni berupa ancaman. Makna kalimat
tersebut adalah “Bebuatlah sesukamu karena pasti Allah akan membalasmu.“ Sedang
makna lain dari kalimat tersebut adalah dorongan demi miliki rasa malu.
Yupp, seorang Muslim memang harus miliki rasa malu terhadap
Allah dan rasa malunya tentu harus dibuktikan. Tanpa pembuktian
bagaimana Allah tau rasa cinta kita terhadap-Nya?
Post a Comment