0
[Islamologi] Menyingkap “Kebersihan sebagian dari Iman“
SONG OF THE DAY
Raihan - Iman Mutiara [ download ]
![]() |
gambar google |
Tahukah teman-teman bahwasanya kalimat “Kebersihan
Sebagian dari Iman“ yang sering terpampang dalam daftar piket saat sekolah
dasar dulu ternyata bukanlah hadits Nabi saw, namun hanya sekedar ungkapan atau
kata mutiara yang baik atau islami.
Sejauh ini, memang kalimat “Kebersihan Sebagian dari Iman“
tak ada dalam literatur Islam yang ada, jika hanya sebatas pernyataan ungkapan
ini hadits atau bukan. Namun jika ditinjau apakah ungkapan ini bersifat islami
atau tidak, yup ungkapan ini memang islami. Lantas ada sebuah hadits berbunyi mirip,
Rasulullah bersabda,
“Ath-thahuuru syatrul iimaan...“ (HR.
Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi)
Arti dari hadits tersebut adalah, “Bersuci (thaharah) itu setengah daripada iman...“. kata ath-thahuuru dalam hadits tersebut
berarti bersuci (thaharah), bukan kebersihan, meskipun secara bahasa kata ath-thahuuru berarti kebersihan. Tetapi dalam
ushul fiqih terdapat kaidah yang berbunyi: Al-Ashlu fi dalalah an-nushush asy-syar’iyah huwa al-ma’na
asy-syar’iy (arti asal nash-nash syariah (Al-Qur’an dan As-Sunnah) adalah makna syar’i).
Dengan kata lain hanya makna syariatlah yang dipakai untuk memaknai sebuah kata
terhadap nash-nash syariah.
Konkretnya, secara bahasa sholat dimaksudkan sebagai do’a.
Lantas ketika teman-teman telah berdo’a apakah berarti teman-teman telah
melaksanakan sholat? Tentu tidak, karena terdapat makna syar’i atas sholat,
yaitu serangkaian ibadah khusus yang diawali dengan takbiratul ikhram dan
diakhiri dengan salam. Sedikit terang to kalo udah dikasih contoh? Mari lanjutkan.
Dari segi arti pun suci dan bersih memiliki perbedaan. Jika
suci dimaksudkan sebagai keadaan tanpa najis dan hadas, baik hadas besar maupun
hadas kecil, pada badan, pakaian, tempat, air, dan sebagainya, sedang bersih
adalah antonim dari kotor, yaitu keadaan sesuatu tanpa kotoran. Sesuatu yang
kotor bisa saja suci. Sajadah yang lama tidak dicuci adalah kotor. Tapi tetap
disebut suci selama kotoran yang menempel hanya sekedar debu atau daki, dan
bukan najis layaknya kotoran.
Sesuatu yang bersih pun tak jua berarti suci. Seorang muslimah
menjelang akhir datang bulannya bisa saja tubuhnya telah bersih tanpa noda
karena mandi dengan menggunakan sabun anti kuman. Tapi selama dia tidak
meniatkan mandi junub, muslimah tersebut tetaplah tidak suci.
Bisa kita simpulkan
dari fakta di atas, bahwa suci atau bersuci berkaitan dengan keyakinan seorang
muslim, yang sifatnya tidak universal. Mandi junub hanya terdapat dalam Islam tak
ada duanya dan menjadi sesuatu yang istimewa bagi umat Islam. Sedang bersih
atau kebersihan bersifat universal, tak ada kekhususan karena setiap orang
mengakui keeksisannya.
Namun bukan berarti
ungkapan “Kebersihan Sebagian dari Iman“ lantas bid’ah karena tidak ada sunnah
yang menjadi pilar. Namun, ungkapan ini adalah baik dan didukung sebuah hadita
yang menurut Iman Suyuthi berstatus hasan, yakni sabda Nabi SAW:
”Sesungguhnya Allah Ta’ala
adalah baik dan mencintai kebaikan, bersih dan mencintai kebersihan, mulia dan
mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai kedermawanan. Maka bersihkanlah halaman
rumahmu dan janganlah kamu menyerupai orang Yahudi.” (HR. Tirmidzi)
Jikalau sesuatu telah ada landasan Qur’an dan sunnahnya,
maka amat baik tentunya jika kita bersegera melaksanakannya dalam kehidupan
sehari-hari. Mari beberes.
Sumber: Konsultasi Islam
Post a Comment