0
[Review] Hakekat Berpikir
Posted by Unknown
on
04:53
in
buku bagus,
hakekat berfikir,
hizbut-tahrir,
review,
taqiyuddin an-nabhani
SONG OF THE DAY
“Sesuatu yang bisa dijadikan
sebagai objek berpikir adalah pengaruh dari sesuatu, bukan sifat dari sesuatu
itu“
Judul Asli : At-Tafkir
Penulis : Taqiyuddin an-Nabhani
Penerjemah : Taqiyuddin as-Siba’i
Penyunting : M. Shidiq al-Jawi
Halaman : vi + 200 hlm
Penerbit : Pustaka Thariqul Izzah
Cetakan : Cetakan I, November 2003
Cetakan II, Mei 2006
Cetakan III, November 2006
Cetakan IV, September 2008
Cetakan V, Juni 2010
Cukup dulu pengenalan identitas
bukunya. Sekarang, aku akan mulai mereview.
Agak terburu-buru sebetulnya aku mereview
buku ini, jujur saja aku belum menyelesaikan membaca buku ini. Baru setengahnya.
Tapi untuk membuat review singkat mengenai buku yang keren maksimal ini, aku
rasa tak ada salahnya.
Seorang Ustadz yang aku kenal
pernah mengatakan bahwa, Ust. Taqiyuddin membuat buku ini terinspirasi dari
seorang anak kecil. Apa hubungannya anak kecil dengan hakekat berpikir? Tentu saja
ada. Coba kita beri pertanyaan kepada anak kecil yang sudah dapat membaca
misalnya, padi dalam bahasa inggris. Apakah ia mampu menjawabnya? Belum bisa? Suruh
agar si Anak berpikir keras dan melihat baik-baik. Apakah ia akhirnya mampu
menjawab? Of course, BIG NO!
Inilah bantahan ustadz mengenai
kaum sosialisme yang menyatakan bahwa aktivitas berpikir dihasilkan melalui
proses refleksi fakta terhadap otak. Melihat. Melihat. Melihat. Dan jreng! Langsung
tahu benda itu bernama apa. Mustahil.
Metode berpikir pun hanya satu
yang shahih, yakni metode berpikir
rasional. Bagaimana prosesnya? Ini yang dijelaskan di buku ini secara lebih
jelas dan sempurna. Jika banyak ahli yang menandai proses berpikir dengan
adanya penginderaan, fakta yang benar dan otak. Maka ustadz menyempurnakan
dengan informasi terdahulu. Karena sepintar dan sejenius apapun kita, ketika
orangtua kita, misalnya, menyesatkan kita dengan mengatakan bahwa handphone itu adalah tahu. Maka
secara alami, kita akan tetap setia menyebut handphone dengan tahu. Dan bagaimana Allah SWT telah memberikan pengetahuan
terlebih dahulu kepada Nabi Adam.
Sebenarnya, review di atas baru bab satunya saja dan
baru beberapa lembar awal. Hehe. Sedang keseluruhan bab ini terdiri dari empat
babak bagian; Kita akan terlebih dulu disuguhkan dengan 9 lembar mengenai
definisi akal. Selanjutnya, kita akan dibawa kepada metode berpikir yang
shahih. Tekhnisnya bisa kita baca di
babak selanjutnya mengenai contoh-contoh aktivitas berpikir. Dan terakhir
Ustadz menyuguhkan bab mengenai berpikir memahami teks-teks. Selebihnya coba baca
sendiri ya, dan rasakan sensasinya.
By the way,
temen-temen mengerti tidak dengan quote
yang aku sematkan spesial di atas pengenalan identitas buku. Quote tersebut kukutip dari babak ketiga
buku ini. Silahkan membaca jika belum dapat memaknainya. Lumayan, quote di atas jika dipahami mampu
membuat kita menilai seseorang dengan bijaksana ;) wink wink
Post a Comment