0

[Review] Hakekat Berpikir

SONG OF THE DAY
Bimbo - Ada Anak Bertanya pada Bapaknya [ download ]


“Sesuatu yang bisa dijadikan sebagai objek berpikir adalah pengaruh dari sesuatu, bukan sifat dari sesuatu itu“

Judul Asli         : At-Tafkir
Penulis             : Taqiyuddin an-Nabhani
Penerjemah      : Taqiyuddin as-Siba’i
Penyunting       : M. Shidiq al-Jawi
Halaman          : vi + 200 hlm
Penerbit           : Pustaka Thariqul Izzah
Cetakan           :  Cetakan I, November 2003
                          Cetakan II, Mei 2006
                          Cetakan III, November 2006
                          Cetakan IV, September 2008
                          Cetakan V, Juni 2010

Cukup dulu pengenalan identitas bukunya. Sekarang, aku akan mulai mereview. Agak terburu-buru sebetulnya aku mereview buku ini, jujur saja aku belum menyelesaikan membaca buku ini. Baru setengahnya. Tapi untuk membuat review singkat mengenai buku yang keren maksimal ini, aku rasa tak ada salahnya.


Seorang Ustadz yang aku kenal pernah mengatakan bahwa, Ust. Taqiyuddin membuat buku ini terinspirasi dari seorang anak kecil. Apa hubungannya anak kecil dengan hakekat berpikir? Tentu saja ada. Coba kita beri pertanyaan kepada anak kecil yang sudah dapat membaca misalnya, padi dalam bahasa inggris. Apakah ia mampu menjawabnya? Belum bisa? Suruh agar si Anak berpikir keras dan melihat baik-baik. Apakah ia akhirnya mampu menjawab? Of course, BIG NO!

Inilah bantahan ustadz mengenai kaum sosialisme yang menyatakan bahwa aktivitas berpikir dihasilkan melalui proses refleksi fakta terhadap otak. Melihat. Melihat. Melihat. Dan jreng! Langsung tahu benda itu bernama apa. Mustahil.

Metode berpikir pun hanya satu yang shahih, yakni metode berpikir rasional. Bagaimana prosesnya? Ini yang dijelaskan di buku ini secara lebih jelas dan sempurna. Jika banyak ahli yang menandai proses berpikir dengan adanya penginderaan, fakta yang benar dan otak. Maka ustadz menyempurnakan dengan informasi terdahulu. Karena sepintar dan sejenius apapun kita, ketika orangtua kita, misalnya, menyesatkan kita dengan mengatakan bahwa handphone itu adalah tahu. Maka secara alami, kita akan tetap setia menyebut handphone dengan tahu. Dan bagaimana Allah SWT telah memberikan pengetahuan terlebih dahulu kepada Nabi Adam.

Sebenarnya, review di atas baru bab satunya saja dan baru beberapa lembar awal. Hehe. Sedang keseluruhan bab ini terdiri dari empat babak bagian; Kita akan terlebih dulu disuguhkan dengan 9 lembar mengenai definisi akal. Selanjutnya, kita akan dibawa kepada metode berpikir yang shahih. Tekhnisnya bisa kita baca di babak selanjutnya mengenai contoh-contoh aktivitas berpikir. Dan terakhir Ustadz menyuguhkan bab mengenai berpikir memahami teks-teks. Selebihnya coba baca sendiri ya, dan rasakan sensasinya.

By the way, temen-temen mengerti tidak dengan quote yang aku sematkan spesial di atas pengenalan identitas buku. Quote tersebut kukutip dari babak ketiga buku ini. Silahkan membaca jika belum dapat memaknainya. Lumayan, quote di atas jika dipahami mampu membuat kita menilai seseorang dengan bijaksana ;) wink wink


#Berpikir atau Berfikir, ”P” atau ”F“?




0 Comments

Post a Comment

Copyright © 2009 Catatan Kecil Untuk Dunia All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.