0

[Apa Kabar Indonesia] Umat yang Pecah Belah: Tembok Tebal Penghalang Khilafah

arinaiera.blogspot.com
“This caliphate would be a totalitarian Islamic empire encompassing all current and former Muslim lands, stretching from Europe to North Africa, the Middle East, and Southeast Asia.” (Khilafah ini akan menjadi imperium Islam yang totaliter yang akan melintasi negeri-negeri Muslim kini dan dulu, membentang dari Eropa hingga Afrika Utara, Timur Tengah, dan Asia Tenggara) –George. W Bush (2006)

Masih ada yang belum pernah mendengar kata Khilafah? Atau ada yang masih meragukan konsep agung Khilafah? Teruskan saja atas ketidaktahuan dan ketidakpercayaanmu #nyindir. Toh, khilafah akan tetap tegak ditangan orang-orang yang memperjuangkannya. Hanya saja, jika bukan kaum muslimin yang percaya dan memperjuangkannya, siapa lagi? Padahal kafir barat telah menyadari adanya ancaman ideologis yang amat serius dan mematikan bagi mereka. Ancaman itu bukanlah para pengusung ideologi sosialisme, tapi ideologi agung yang akan terimplementasi secara nyata dalam wadah bernama khilafah.

Kesadaran Barat ini menimbulkan kekhawatiran mereka akan tegaknya khilafah jilid dua, yang pada jilid sebelumnya telah mereka hancurkan berkeping-keping. Khilafah benar-benar menjadi momok menakutkan bagi barat. Pasalnya, persatuan kaum muslimin seluruh dunia dalam satu negara akan membangkitkan segenap potensi dan kekuatan. Hal ini tidak dipungkiri mengakibatkan keruntuhan hagemoni dan kuasa barat akan dunia.

Ya, Barat kini tengah membangun tembok amat tebal antara umat muslim dan kekhilafahan. Tembok besar yang terdiri atas serangkaian konspirasi, strategi, dan kebijakan politik luar negeri yang mereka bangun di atas negeri-negeri kaum muslim untuk mencegah kembalinya kehidupan Islam.


Tengok saja kasus deklarasi Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) yang kini tengah mendapatkan respon di seluruh dunia dikaitkan dengan konflik Suriah dan Iraq. Konspirasi ini merupakan strategi Barat untuk mewujudkan disintegrasi negeri-negeri Timur Tengah. Fakta terkait ISIS yang dibuat oleh intelegen Barat memang harus ditelusuri lebih dalam, namun fakta eksistensi ISIS yang dipelihara oleh Barat mampu kita analisis.

revolutionobserver.com
Pertama, wilayah Irak setelah ditumbangkannya Saddam Hussein oleh Amerika pada 2003 lalu, terpecah-belah menjadi 3 kawasan desentralisasi: Sunni, Syah, dan Kurdi. Seringkali, peperangan pecah di antara ketiga wilayah tersebut selama lebih dari satu dekade. Amerika yang berperan sebagai polisi dunia pun hanya memonitoring tanpa bertindak apapun. Sama halnya terhadap pembantaian kaum muslim di Suriah, Afghanistan, Chechnya, dsb.

Kedua, bahkan setelah ISIS mendeklarasikan ‘khilafah’nya pada akhir Juli dan mulai memasuki wilayah Irak bagian Sunni, Amerika tetap diam tanpa tindakan. Setali tiga uang dengan pemerintahan Irak yang diam seribu bahasa dengan cap ISIS yang dianggap gerakan teroris ekstrimis. AS dan Irak seakan tidak mampu mengusir mereka dari tanahnya. Secara matematika sederhana, pemerintah Irak lebih dari mampu untuk mengusir ISIS keluar dari wilayahnya. Bandingkan saja akan Tentara Irak yang berjumlah 250.000 orang dengan pasukan ISIS yang hanya 7.000 orang. Atau persenjataan, tank, dan pesawat yang dimiliki Irak namun tidak dimiliki ISIS. Dari sini bisa kita lihat dong ada udang dibalik batu.

Ketiga, baru saat ISIS memasuki wilayah Kurdi, pada 8 Agustus, Pentagon mengumumkan akan melancarkan serangan ke Irak untuk melindungi dari ISIS dengan alasan kemanusiaan dan genosida di Irak oleh ISIS. Padahal jika kita berkaca pada Suriah pun, ISIS juga telah melakukan berbagai pelanggaran kemanusiaan dan genosida. Namun AS tetap bungkam tak menolong.

Ketiga alasan di atas cukup menguatkan bukti bahwa AS memelihara eksistensi ISIS yang sangat menguntungkan Barat. Tengok saja dampak fisik dan psikologis yang tertanam di dada kaum muslim dan seluruh dunia. Pertama, adanya monsterisasi ide Khilafah dan peningkatan IslamophobiaKedua, reinvasi Amerika semakin kuat di negeri-negeri Timur Tengah. Ketiga, konflik sesama umat Islam di Irak. Keempat, kediktatoran Assad, yang merupakan penguasa boneka Barat, di Suriah akan tetap berlanjut. Sekali mendayung dua tiga pulau terlalui. Atau bahkan ―saya harus bilang― empat?

Konspirasi atas ISIS merupakan salah satu dari jutaan bangunan tembok yang membentengi antara umat dan khilafah. Maka tak ada jalan dan pilihan lain selain menghancurkan tembok tersebut berkeping-keping seperti saat Barat menghancurkan khilafah jilid pertama demi kemenangan umat muslim dan kemenangan Islam. Sungguh, tak ada satu pun di alam semesta ini yang paling menepati janji selain Allah SWT. Serta tak ada satu pun kabar gembira yang lebih menggembirakan daripada bisyarah Rasulullah.

Tetapkan satu tekad demi memerangi tipu daya barat dengan berjuang sesuai dengan fiqrah dan thariqah yang dicontohkan oleh Rasulullah. Identikkan dakwah kita sesuai dengan sifat dan tahapan dakwah Rasulullah. Jika semua telah dilaksakan sesuai dengan jalan lurus yang digariskan, kesabaran akan janji yang tetap terpatri dalam dada, keikhlasan tiada henti untuk menjadikan dakwah sebagai poros hidup, insyaAllah tembok penghalang itu akan runtuh dan umat akan melihat keagungan dan cahya menyilaukan kekhilafahan. InsyaAllah sebentar lagi.








0 Comments

Post a Comment

Copyright © 2009 Catatan Kecil Untuk Dunia All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.