0

[Islamologi] Utamanya Waktu Shalat

Posted by Unknown on 06:35 in , , , ,
“Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar“
(Al-Ankabut: 45)

Saya pernah berdiskusi sengit tentang waktu pelaksanaan shalat, terutama shalat Isya, dimana saya lebih prefer untuk mengawalkan waktu shalat. Mengerjakan shalat setelah membisunya lantunan adzan terdekat. Sedang ia lebih prefer untuk mengakhirkan shalat sesuai dengan hadits yang ada, bahwasanya dalam riwayat yang disampaikan oleh Barzah Al-Islami:
Nabi suka mengakhirkan waktu yang para sahabat menyebutnya sebagai Al-Atamah (mengakhirkan shalat Isya)...“ (HR. Jamah)


Dan sekarang, saya akan mencoba membahas berdasarkan buku Fiqih Wanita tulisan Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah. Saya ucapkan thank you very kamsa, saya mempunyai tempat berpegang dan landasan untuk berjalan saat saya tak tahu kemana untuk mengadopsi hukum. Pertama, saya akan membahas mengenai akhir waktu shalat Isya dan kemudian di lanjutkan dengan fokus pembahasan utamanya waktu shalat.

Imam Ahmad mengatakan bahwa akhir dari waktu shalat Isya adalah pada sepertiga malam. Beberapa hadits mengungkapkan secara literal terkait batas waktu shalat Isya. Salah satunya, Aisyah menuturkan, bahwa Rasulullah pernah bersabda:
Kerjakanlah shalat Isya pada waktu terbenamnya awan merah sampai sepertiga malam yang pertama.“ (Mutafaq Alaih)

Sedangkan Abu Hanifah berpendapat bahwa akhir dari waktu shalat Isya adalah pertengahan malam. Pendapat ini pun secara literal diterangkan pada beberapa hadits, salah satunya pada hadist periwayatan Anas bin Malik, dimana ia menuturkan:
            “Rasulullah mengakhirkan shalat Isya sampai pertengahan malam.“ (HR. Al-Bukhari)

Kedua hadits tersebut sepintas berbeda seiring dengan penyebutan kata sepertiga malam dan pertengahan malam. Pada dasarnya pertengahan malam berada pada sepertiga malam dimana sepertiga malam terbagi menjadi tiga waktu berdasarkan buku yang ditulis oleh Mahmud asy-Syafrowi. Sepertiga malam yang pertama, yaitu waktu ba’da Isya hingga pukul 22.00. Waktu inilah yang diutamakan untuk sholat Isya. Sepertiga malam yang kedua, dimana waktu pertengahan malam berada, yaitu saat waktu beranjak dari pukul 22.00 hingga pukul 01.00. Waktu inilah yang diperbolehkan untuk sholat Isya. Dan sepertiga malam yang ketiga, yaitu dimulai dari pukul 01.00 hingga memasuki subuh, dimana waktu ini adalah waktu-waktu darurat.

Sembahyang Isya dikedua waktu tersebut adalah mubah. Tidak ada perdebatan antara keduanya. Kaum muslim diperbolehkan untuk memilih dan Rasul mensunnahkan kedua waktu tersebut untuk melaksanakan sembahyang Isya. Hal ini sesuai dengan sabda nabi, bahwa:
Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka mengakhirkan shalat Isya pada sepertiga malam atau pertengahan malam.“ (Hadits hasan shahih)

Pembahasan di atas hanya menjawab interval waktu shalat Isya yang wajib setiap muslim jalani, tidak menjadi dasar waktu yang utama dalam shalat. Pembahasan utamanya waktu shalat akan saya coba tuliskan berbasis referensi.

Imam Syafi’I dahulu berucap, “Shalat di awal waktu adalah sesuatu yang utama. Dan sesuatu yang menunjukkan keutamaan shalat di awal waktu dari yang akhir, adalah memilihnya Nabi, Abu Bakar, dan Umar. Mereka selalu mengerjakan di awal waktu. Dan mereka tak memilih kecuali sesuatu yang utama. Mereka tak pernah meninggalkan yang utama, dan mereka selalu melaksanakan shalat di awal waktu.”
Ungkapan Imam Syafi’I di atas di dasarkan pada hadits, salah satunya, disebutkan dalam Shahih Al Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Mas’ud ra, bahwa beliau bertanya kepada Nabi saw, “Amal apakah yang paling dicintai Allah?” Nabi saw menjawab dengan sabdanya: “Shalat pada waktunya”.

Sementara itu Rasulullah tidak menyukai (makruh) tidur sebelum mengerjakan shalat Isya. Karena, dikhawatirkan tidur tersebut akan menjadi penyebab diakhirkannya pelaksanaan shalat Isya. Sebagaimana dimakruhkannya menunda tidur setelah mengerjakan shalat Isya. Semua itu dimaksudkan agar orang yang tidur tidak kehilangan kesempatan mengerjakan shalat Isya. Pendapat di atas merupakan lanjutan hadits yang saya sebutkan di awal. Telah diriwayatkan dari Barzah Al-Islami:

Bahwa Nabi suka mengakhirkan waktu yang para sahabat menyebutnya sebagai Al-Atamah (mengakhirkan shalat Isya), dan beliau tidak suka tidur sebelum mengerjakannya serta tidak pula berbincang-bincang sesudahnya.” (HR. Jamaah)

Dari perincian di atas kita mengetahui bahwa adalah sunnah mengakhirkan shalat Isya, hanya saja sunnah utama tetap adalah mengawalkan sholat sebagaimana yang telah Rasul, Umar, dan Abu Bakar laksanakan.




0 Comments

Post a Comment

Copyright © 2009 Catatan Kecil Untuk Dunia All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.