0

[Percikan] Adab: Bagian dari Hukum Syara

Posted by Unknown on 08:22 in , , , ,
imamluqman.wordpress.com
Penanaman adab dan sopan santun merupakan hal yang sangat penting dalam Islam karena bagian dari hukum syara. Adab dan sopan santun ialah bagian dari akhlak Islam yang diperintahkan Rasulullah. Adab dan sopan santun laksana perhiasan yang menambah keindahan pribadi kaum muslim, baik dalam beribadah, bermuamalah dengan orang lain, maupun terhadap pribadi kaum muslimin itu sendiri.

Adab dan sopan santun sendiri tercipta akibat habit yang dilakukan secara berulang. Usia masa perkembangan anak dirasa pas sebagai penanaman habit terkait adab dan sopan santun. Penanaman adab dan sikap sopan santun sejak dini kepada anak akan memunculkan akal pikiran yang efektif. Seperti yang Rasul anjurkan dalam sabdanya, “Jika anak telah mencapai usia enam tahun, hendaklah ia diajari adab dan sopan santun.“ (HR. Ibnu Hibban).

Menanamkan adab dan sopan santunpun tidaklah sulit, karena anak merupakan copycat orang tuanya. Maka orang tua memiliki andil besar dalam menumbuhkan adab dan sopan santun pada anak. Kasarnya, orang tua yang tidak dekat dengan adab dan sopan santun, maka anaknya pun setali tiga uang. Tidak berbeda.


Oleh karena itu, diperlukan kiat-kita demi berhasilnya penanaman adab dan sopan santun terhadap anak. Lagipula orang tua laksana brain washer terbaik demi mencuci dari kotornya pengaruh lingkungan. Kiat-kita tersebut adalah:

Pertama, tanamkanlah akidah yang kuat pada anak. Anak haruslah mengerti bahwa ia merupakan hamba Allah yang wajib tunduk akan hukum syara. Dimana hukum syara adalah kado terindah ―sempurna dan istimewa― yang Allah berikan sebagai bekal hidup manusia di dunia yang kurang baik. Maka apapun hukum syara yang Allah aturkan pada manusia, si anak akan tertanam rasa ikhlas melakukan amal sholeh.

Kedua, tanamkan pemahaman bahwa adab dan sopan santun merupakan bagian dari hukum syara.

Ketiga, ajarkanlah keteladanan Rasulullah dalam memelihara adab dan sopan santun. Sungguh Rasulullah adalah pemberi teladan terbaik. Tuturkanlah kisah-kisah keteladanan beliau sebelum ia tidur. Bagaimana Rasulullah makan dan minum menggunakan tangan kanan serta dalam keadaan duduk. Cara berpakaiannya. Demikian pula adab dan sopan santun yang berkaitan dengan orang disekitar Rasulullah, seperti selalu berkata-kata baik dan lemah-lembut, tidak kasar, tidak menyela atau memotong pembicaraan, menghormati orang tua dan orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, serta mendahulukan yang lebih tua, dsb.

Keempat, kisah-kisah keteladanan Rasulullah tidak cukup. Anak memerlukan contoh yang lebih nyata, maka keteladanan orang tua dan orang-orang disekitar anak sangatlah penting. Jika orang tua berada dalam posisi keteledanan yang minim, maka ubahlah satu demi satu perilaku orang tua menjadi lebih baik. InsyaAllah, anak-anak pun akan berangsur-angsur menjadi baik.

Kelima, biasakanlah mengucapkan kalimat thayyibah agar anak tak ada kesempatan untuk berkata kotor lagi sia-sia. Di antara kalimat thayyibah yang biasa diajarkan, misalnya, kalimat basmallah untuk memulai segala perbuatan baik; istighfar bila anak melakukan kesalahan; subhanallah bila melihat pemandangan yang bagus; masya Allah jika mendapatkan sesuatu yang menakjubkan; inna lillahi jika mendapatkan musibah, dsb.

Biasakan juga anak sejak dini untuk mengungkapkan kata-kata sopan dalam berinteraksi misalnya, menggunakan kata „tolong“ saat meminta bantuan; „terimakasih“ saat menerima bantuan atau pemberian; dan „maaf“ saat berbuat salah. Dan semua ini harus orang tua yang memulainya.

Keenam, jauhkan anak dari lingkungan yang buruk. Meski di rumah anak telah terlatih dengan adab dan sopan santun, tidak dipungkiri bahwa lingkungan luar rumah juga mampu melatih dan mendidik anak. Dan out-putnya pada anak tidak selalu baik. Oleh karena itu, orang tua, terutama ibu, harus pandai-pandai mengarahkan lingkungan baik tempat anak bersosialisasi. Berikan penjelasan serta nasihat yang mudah dimengeri dan dicerna anak.

Ketujuh, selektiflah orang tua dalam memilihkan program tayangan media untuk anak. Ibu memang seorang yang melahirkan seorang anak. Namun jika ada pertanyaan, “Siapakah Ibu yang mendidik anak?“ jawabannya bisa bukan kita sebagai orang tuanya. Televisi dengan acara-acaranya bisa saja merupakan ibu yang paling besar pengaruhnya dalam mendidik adab dan sopan santun seorang anak. Ibu yang paling konsisten. Tidak pernah absen. Setia setiap saat demi menemani anak selama 24 jam penuh tanpa anak minta. Betul?

Maka bijaklah dalam memilih tontonan yang beredukasi demi anak. Seperti kisah-kisah nabi dan rasul, lagu-lagu penambah ketaqwaan anak, visualisasi do’a atau murotal Al-qur’an, dsb. Atau tak ada salahnya bagi orang tua untuk tidak memiliki televisi di rumahnya.

Kedelapan, bijaklah dalam memberi peringatan atau nasihat bila anak menyalahi hukum syara. Berikan nasehat dengan landasan filosofisnya. Ajaklah anak untuk berpikir dan janganlah terburu-buru menyalahkan sang anak. Koreksilah terhadap didikan yang telah kita lakukan hingga anak melakukan penyimpangan terhadap hukum syara.

InsyaAllah jika adab dan sopan santun ditanamkan di setiap anak-anak kaum muslim yang lahir dari Rahim orang tua yang juga sempurna adab dan sopan santunnya, kita akan mendapati generasi penjaga Islam terpercaya, yang akan mengemban Islam secara sempurna. Anak-anak yang haus akan kejayaan peradaban Islam.



0 Comments

Post a Comment

Copyright © 2009 Catatan Kecil Untuk Dunia All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.