2

[Dialogue] Dari Sananya

Posted by Unknown on 07:49 in , ,
Malam selasa minggu lalu, seperti biasanya kamar kostku kedatangan seorang teman yang ingin menginap. Selalu. Karena esok paginya ia akan melaksanakan agenda rutinan mingguannya. Dan seperti biasanya kita akan mengobrol hingga larut malam. Rekor kami adalah malam lalu, karena obrolan ngalor ngidul kami bertahan hingga 00.30 WIB. Banyak memang yang kami bicarakan, salah satunya adalah pembicaraan mahasiswi yang kuliah dalam bidang kebahasaan tingkat akhir. Skripsi. Jika aku mengambil linguistik sebagai penjurusan, temanku ini mengambil literatur. Makanya obrolan kami sangat seru.

N          : “Skripsi kamu udah sampe mana?“

Nisya   : “Aku ngulang lagi euy. Katanya skripsi aku lebih ke fikom.“

N          : “Yaah, sayang banget..“

Nisya   : “Iya. Dan dititik ini aku agak sensitif sama orang yang ngasih semangat ke aku. Ari skripsi kamu judulnya apa?“

N          : “Kalau ngga tentang analisis tokoh atau ngga tentang patriarkial.“

Nisya   : “Udah ada datanya.“

N          : “Udah dong. Kalau yang analisis tokoh, aku ambil buku “Dracula“ yang minggu lalu aku bawa. Kamu ngerasa bahwa tokoh dracula selalu diidentikkan dengan antagonis khan? Tapi coba deh pikir, mungkin aja dia bukan tokoh antagonis. Keadaan yang membuat dia menjadi tokoh antagonis. Kalo keadaan-keadaan yang membuat dia jadi tokoh antagonis dicerabut, mungkin dia ngga akan jadi tokoh antagonis.“

Nisya   : “Maksud kamu gini bukan? Tokoh drakula selalu diindentikkan jahat karena dia menghisap darah manusia. Tapi kalo kita mengubah persepsi kita, bahwa sosok drakula memang tidak ada kuasa apapun selain menghisap darah manusia, maka pandangan kita akan berubah?“

N          : “Yup betul sekali.“

Nisya   : “Make sense. Seru nih buat dijadiin skripsi. Kalo tentang patriarkial.“

N          : “Itu juga aku udah baca buku. Penulisnya perempuan yang satu sisi ingin mengubah budaya patriarki, tapi malah akhirnya dia malah harus menurut juga akhirnya dengan budaya ini.“

Nisya   : “Kalo menurut aku budaya patriarki dalam sudut pandang perempuan sebagai makhluk terdzalimi udah biasa. Coba deh kamu pake sudut pandang laki-laki terhadap budaya ini. Misalnya kemaren pas aku ke pesta buku bandung, lagi ada bedah buku “Atirah”. “Atirah“ ini buku biografi yang menceritakan ibunya JK. Bagaimana JK memandang ibunya yang mengalami dampak budaya patriarki, dalam hal ini poligami.“

N          : ”Bukunya bahasa inggris?”

Nisya   : ”Haha, sayangnya bukan.”

N          : ”Tapi kalo dalam sudut pandang laki-laki jatohnya, dia akan memandang budaya patriarki dan di satu titik, ia yang akan menjadi pelaku patriarki.

Dan obrolan kami pun berubah menjadi topik yang lebih ringan lagi.

2 Comments


@Frida Nurulia tetot. Teteh salah, kalo teh Nita pasti inisialnya aku pakein Teh N. hehe

Post a Comment

Copyright © 2009 Catatan Kecil Untuk Dunia All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.