0
[Islamologi] Maksimal Meneladani Rasulullah
Posted by Unknown
on
05:43
in
islamologi,
khilafah islamiyah,
puzzle kehidupan,
rasulullah,
sempurna
SONG OF THE DAY
Kemarin, 14 Januari atau bertepatan dengan 12 Rabiul
Awwal umat muslim sedunia telah memperingati maulid nabi. Peringatan tahunan yang
hanya identik dengan perayaan „hari kelahiran“ Rasulullah, Sang Pencerah.
Padahal jika kita merunut sejarah perjalanan hidup beliau, 12 Rabiul Awwal
adalah saksi tiga perjalanan hidup, risalah, dan dakwah beliau. Disamping
kelahiran Rasulullah, tanggal tersebut juga merupakan kelahiran Daulah
Islamiyah pertama, dan kelahiran Khilafah Rasyidah.
Sejarah mencatat fenomena besar pertama yakni lahirnya nabi penutup yang dengannya dunia berubah
menjadi terang-benderang. Tepat di Mekkah, hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun
Gajah, bayi yang diberi nama Muhammad lahir ke dunia. Inilah yang akhirnya
diperingati oleh kaum muslim seluruh dunia. Peringatan ini tak lantas ada
dengan sendirinya, Salahuddin Al Ayubbi adalah orang di belakangnya. Saat itu,
kondisi kaum muslim mulai terpuruk baik secara mental dan spiritual. Penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati) banyak
menjangkiti hati-hati kaum muslim. Walaupun awalnya perizinan peringatan ini
dipersulit karena ketidaksesuaian dengan perbuatan Rasul (bid’ah), namun
nyata-nyatanya peringatan ini sangat mujarab menyembuhkan kaum muslim saat itu.
Kondisi muslim saat itu tidak berbeda jauh dengan kondisi
umat muslim kekinian, namun peringatan maulid Nabi kini tak mampu menjamah hati
kaum muslim. Peringatan hanya sekedar peringatan yang minim makna. Walaupun syu’ur
umat masih tertinggal, namun keteladanan nabi tak maksimal dilaksanakan. Umat islam
lebih disibukkan dengan mencontoh cara makan ala nabi, pengobatan ala nabi,
tidur ala nabi dan perbuatan-perbuatan tataran individu lainnya. Padahal
kedudukan beliau tidak hanya sebagai nabi dan Rasulullah saja, juga sebagai
penguasa yang menggerakkan umat kepada Islam untuk menerapkan Islam secara
keseluruhan sebagai pemutus perkara dalam kehidupan. Dan ini yang masih menjadi
PR besar bagi umat muslim.
Sejarah juga mencatat bulan Rabiul Awwal sebagai bulan
hijrah nabi dari Mekkah ke Madinah sekaligus kelahiran Daulah Islamiyah pertama.
Beliau mulai berhijrah meninggalkan gua Tsur malam senin tanggal 1 Rabiul Awwal
dan memasuki Madinah hari jum’at 12 Rabiul Awwal 1 H. Pada fase ini, beliau
secara riil (de facto) memimpin umat
sebagai kepala negara. Hal ini terbukti dari segeranya Nabi saw melengkapi
pilar negara dengan melebur kaum anshar dan muhajirin dengan mempersaudarakan
mereka atas dasar aqidah Islam. Berikutnya beliau membangun masjid Nabawi
sebagai pusat kehidupan masyarakat sekaligus pusat aktivitas pemerintahan. Lalu
beliau menyusun Piagam Madinah (konstitusi Madinah) yang mengatur urusan umat baik
islam maupun selainnya, dan perjanjian antara kaum muslim dan suku-suku yang
terdapat di Madinah.
Berikutnya beliau juga mengangkat pejabat negara, wali, ‘amil,
para panglima dan komandan, para qadhi dan aparatur lainnya. Nabi saw juga
mengirimkan berbagai ekspedisi militer dan memimpin langsung sejumlah perang
diantaranya. Nabi saw juga memutuskan perkara dan perselisihan yang diadukan
kepada beliau. Beliau menjalankan hukum-hukum perekonomian, membagikan zakat,
mengatur kepemilikan dll. Secara garis besar, ini membuktikan bahwa konteks
kepemimpinan beliau pengurusan kepala negara terhadap rakyatnya. Hal ini terus
beliau lakukan hinggan menjelang akhir hayatnya. Walaupun kepemimpinan beliau
telah berakhir setelah wafatnya, namun pengaturan Islam dalam setiap lini
kehidupan tidaklah berakhir dan dilanjutkan oleh khalifah-khalifah sebagai
kepala negara.
Inilah yang dicatat sejarah, 12 Rabiul Awwal sebagai wafat
Rasulullah sekaligus pergantian kekuasaan kepada Abu Bakar ash-Shidiq untuk
melanjutkan penerapan Islam dalam sebuah institusi. Eksistensi Khilafah
Rasyidah tetap terjaga oleh para sahabat hingga 13 abad berlalu. Namun 1924
menjadi saksi kelam kepemimpinan Islam. Islam tak lagi dijadikan aturan
kehidupan. Hukum-hukumnya dicampakkan sendiri oleh umat hingga umat merasakan
sendiri keterpurukannya hingga saat ini.
Maka, maulid nabi yang diperingati hari ini
harus menjadi perenungan besar dalam ketaatan kita terhadap Allah SWT dan
Rasulullah. Ketaatan maksimal tanpa tebang pilih demi melanjutkan sunnah beliau
dan mengemban Islam ke seluruh dunia. Hal ini akan terwujud dengan kontribusi dakwah
ikhlas dan pengorbanan tanpa pamrih demi tegaknya Daulah Khilafah Rasyidah
jilid dua. Karena jelas, tiada kemuliaan tanpa Islam, tak sempurna Islam tanpa
syariat, takkan tegak syariat tanpa daulah, daulah khilafah Rasyidah.
Post a Comment