0

[Islamologi] Maksimal Meneladani Rasulullah

SONG OF THE DAY
Shoutul Khilafah - La Izzata Illa Bil Islam [ download ]

fanpage : AlFatih Studios

Kemarin, 14 Januari atau bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal umat muslim sedunia telah memperingati maulid nabi. Peringatan tahunan yang hanya identik dengan perayaan „hari kelahiran“ Rasulullah, Sang Pencerah. Padahal jika kita merunut sejarah perjalanan hidup beliau, 12 Rabiul Awwal adalah saksi tiga perjalanan hidup, risalah, dan dakwah beliau. Disamping kelahiran Rasulullah, tanggal tersebut juga merupakan kelahiran Daulah Islamiyah pertama, dan kelahiran Khilafah Rasyidah.


Sejarah mencatat fenomena besar pertama yakni lahirnya nabi penutup yang dengannya dunia berubah menjadi terang-benderang. Tepat di Mekkah, hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun Gajah, bayi yang diberi nama Muhammad lahir ke dunia. Inilah yang akhirnya diperingati oleh kaum muslim seluruh dunia. Peringatan ini tak lantas ada dengan sendirinya, Salahuddin Al Ayubbi adalah orang di belakangnya. Saat itu, kondisi kaum muslim mulai terpuruk baik secara mental dan spiritual. Penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati) banyak menjangkiti hati-hati kaum muslim. Walaupun awalnya perizinan peringatan ini dipersulit karena ketidaksesuaian dengan perbuatan Rasul (bid’ah), namun nyata-nyatanya peringatan ini sangat mujarab menyembuhkan kaum muslim saat itu.

Kondisi muslim saat itu tidak berbeda jauh dengan kondisi umat muslim kekinian, namun peringatan maulid Nabi kini tak mampu menjamah hati kaum muslim. Peringatan hanya sekedar peringatan yang minim makna. Walaupun syu’ur umat masih tertinggal, namun keteladanan nabi tak maksimal dilaksanakan. Umat islam lebih disibukkan dengan mencontoh cara makan ala nabi, pengobatan ala nabi, tidur ala nabi dan perbuatan-perbuatan tataran individu lainnya. Padahal kedudukan beliau tidak hanya sebagai nabi dan Rasulullah saja, juga sebagai penguasa yang menggerakkan umat kepada Islam untuk menerapkan Islam secara keseluruhan sebagai pemutus perkara dalam kehidupan. Dan ini yang masih menjadi PR besar bagi umat muslim.

Sejarah juga mencatat bulan Rabiul Awwal sebagai bulan hijrah nabi dari Mekkah ke Madinah sekaligus kelahiran Daulah Islamiyah pertama. Beliau mulai berhijrah meninggalkan gua Tsur malam senin tanggal 1 Rabiul Awwal dan memasuki Madinah hari jum’at 12 Rabiul Awwal 1 H. Pada fase ini, beliau secara riil (de facto) memimpin umat sebagai kepala negara. Hal ini terbukti dari segeranya Nabi saw melengkapi pilar negara dengan melebur kaum anshar dan muhajirin dengan mempersaudarakan mereka atas dasar aqidah Islam. Berikutnya beliau membangun masjid Nabawi sebagai pusat kehidupan masyarakat sekaligus pusat aktivitas pemerintahan. Lalu beliau menyusun Piagam Madinah (konstitusi Madinah) yang mengatur urusan umat baik islam maupun selainnya, dan perjanjian antara kaum muslim dan suku-suku yang terdapat di Madinah.

Berikutnya beliau juga mengangkat pejabat negara, wali, ‘amil, para panglima dan komandan, para qadhi dan aparatur lainnya. Nabi saw juga mengirimkan berbagai ekspedisi militer dan memimpin langsung sejumlah perang diantaranya. Nabi saw juga memutuskan perkara dan perselisihan yang diadukan kepada beliau. Beliau menjalankan hukum-hukum perekonomian, membagikan zakat, mengatur kepemilikan dll. Secara garis besar, ini membuktikan bahwa konteks kepemimpinan beliau pengurusan kepala negara terhadap rakyatnya. Hal ini terus beliau lakukan hinggan menjelang akhir hayatnya. Walaupun kepemimpinan beliau telah berakhir setelah wafatnya, namun pengaturan Islam dalam setiap lini kehidupan tidaklah berakhir dan dilanjutkan oleh khalifah-khalifah sebagai kepala negara.

Inilah yang dicatat sejarah, 12 Rabiul Awwal sebagai wafat Rasulullah sekaligus pergantian kekuasaan kepada Abu Bakar ash-Shidiq untuk melanjutkan penerapan Islam dalam sebuah institusi. Eksistensi Khilafah Rasyidah tetap terjaga oleh para sahabat hingga 13 abad berlalu. Namun 1924 menjadi saksi kelam kepemimpinan Islam. Islam tak lagi dijadikan aturan kehidupan. Hukum-hukumnya dicampakkan sendiri oleh umat hingga umat merasakan sendiri keterpurukannya hingga saat ini.

Maka, maulid nabi yang diperingati hari ini harus menjadi perenungan besar dalam ketaatan kita terhadap Allah SWT dan Rasulullah. Ketaatan maksimal tanpa tebang pilih demi melanjutkan sunnah beliau dan mengemban Islam ke seluruh dunia. Hal ini akan terwujud dengan kontribusi dakwah ikhlas dan pengorbanan tanpa pamrih demi tegaknya Daulah Khilafah Rasyidah jilid dua. Karena jelas, tiada kemuliaan tanpa Islam, tak sempurna Islam tanpa syariat, takkan tegak syariat tanpa daulah, daulah khilafah Rasyidah.

0 Comments

Post a Comment

Copyright © 2009 Catatan Kecil Untuk Dunia All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.