0
[Percikan] Think Allah
SONG OF THE DAY
Sohib - Allahlah Tuhan Kita [ download ]
![]() |
gambar google |
“Aku mengenal
seseorang yang apabila ia berjalan, bibirnya selalu basah melantunkan tasbih,
tahmid, dan takbir, Sedang ujung ibu jarinya selalu berkaitan dengan ruas-ruas
jarinya yang lain. Dimanapun dan
kapanpun, ingatannya selalu tertuju pada-Nya“
Jika melihat fenomena anak muda kekinian yang sulit move on tapi mudah galau, mungkin
penyebab utamanya adalah jauhnya mereka dari dzikirullah (mengingat Allah). Si anak muda lebih sering mengaitkan
hati mereka pada dunia yang tampak sparkling
hingga lupa Si Pemilik kehidupan yang mencipta dengan sempurna maksimal. Padahal,
dzikrullah adalah amalan yang paling utama di sisi Allah SWT, sebagaimana sabda
Rasulullah:
“Maukah aku kabari kalian
suatu amal yang paling baik dan paling suci di sisi Tuhan kalian, yang paling
meninggikan derajat kalian di sisi-Nya...?“ “Tentu saja,“ jawab para sahabat. Beliau
lalu berkata, “Zikrullah (mengingat Allah)“ HR. Ahmad, At-Tirmidzi,
dan Ibn Majah
Bayangkan, kala manusia sedang jatuh cinta, ia pasti akan
memikirkannya setiap saat dan rindu ingin berjumpa setiap hari, hingga bisa jadi
membutakan hatinya. Maka cintai Allah SWT juga dengan mengingatnya setiap saat.
Jika cinta kepada manusia mampu pudar seiring berlarinya waktu, maka cinta
Allah SWT kepada hambanya akan semakin besar, bahkan lebih besar dibanding
usaha seorang hamba demi mencinta-Nya. Sungguh tidak akan merugi jika manusia
senantiasa berdzikir pada-Nya.
Berdzikirlah dengan
lisanmu. Yaitu dengan memperbanyak melafalkan kalimat-kalimat thayyibah seperti istighfar, tasbih, tahmid, takbir, tahlil dll. Perbanyak,
artinya kalimat-kalimat ini tak harus dilafalkan saat seusai sholat saja. Tapi setiap
saat untuk membunuh waktu luang yang terbuang percuma.
Berdzikirlah juga dengan
qalbu (hati, akal),
yakni dengan senantiasa memperbanyak tafakur (berpikir), merenung, dan
introspeksi diri. Memperbanyak berpikir akan menambah seseorang semakin
menyadari keterbatasannya. Maka menjadikannya semakin merunduk seperti padi. Rendah
diri. Merenung akan membuat seseorang menyadari bahwasanya manusia tak luput
dari khilaf dan dosa. Dan introspeksi diri akan merefresh seseorang untuk terus memperbaiki diri dan semakin dekat
pada-Nya.
Di antara bagian dari tafakur adalah dengan menghadiri
majelis-majelis ilmu, terutama majelis yang mampu melejitkan valensi diri. Dalam
hal ini Rasulullah pernah bersabda:
“Jika kalian melewati
taman-taman surga, maka berhentilah dan masuklah ke dalamnya.“ Para sahabat bertanya,
“Apakah taman surga itu, wahai Rasulullah?“ Beliau menjawab, “Majelis-majelis
dzikir.“ HR. At-Tirmidzi dan Ahmad
Majelis dzikir yang dimaksud bukan secara eksplisit yaitu
majelis yang di dalamnya sedang melisankan kalimat-kalimat thayyibah, namun majelis ilmu yang membahas mengenai masalah fiqih
(praktis) dan syariah secara keseluruhan sehingga ia paham betul akan
halal-haramnya sebuah perbuatan. Dengan begini, setiap muslim akan senantiasa
terikat dengan syariah Allah dalam setiap kehidupannya dan mengaplikasikan
dalam perbuatannya.
Inilah yang disebut dzikir dengan
perbuatan, dan merupakan dzikir yang paling utama. Dzikir dengan lisan adalah amalan
sunnah yang hanya tersemat untuk diri kita, dan dzikir dengan kalbu adalah
bagian dari thalab al-‘ilmi yang
memang diwajibkan. Sedang dzikir dengan perbuatan menyempurnakan dzikir lisan
dan kalbu. Dengan perbuatan, terdapat indikasi bahwa pelakunya sudah mengamalkan
lagi melaksanakan aturan-aturan yang telah Allah buat dalam bentukan amal hasan
(terpuji). Ia mampu menahan diri dari hal-hal yang haram dan bersegera
menjalankan ketaatan.
Dan ketiganya mutlak untuk diamalkan dalam kehidupan kita
sebagai seorang muslim. Dzikir juga merupakan tanda syukur atas apa yang telah
Allah SWT curahkan demi hamba-Nya. Ketiganya pun harus dilaksanakan seiring
sejalan. Bahwa ucap harus sesuai dengan pengamalan. Ada saatnya, bibir kita
mampu basah dengan kalimat-kalimat thayyibah,
langkah kaki pun senantiasa berpijak pada majelis ilmu, namun tak berefleksi
pada amal hasan. Kita masih saja sombong demi tebang pilih, bahkan menolak
syari’atnya. Semoga kita terlepas dari cerminan muslim yang kotor dan beralih
menjadi muslim yang bersih maksimal.
Post a Comment